Kamis 22 Sep 2016 10:43 WIB

Analis: Penguatan Rupiah Terbatas

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Mata uang rupiah
Foto: Republika.co.id
Mata uang rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi menguat terbatas, jelang pertemuan The Fed dan keputusan Bank Indonesia terhadap suku bunga kebijakan BI 7 Day Repo Rate.

Tercatat pada perdagangan Rabu (21/9), rupiah menguat terbatas naik 6 poin dari Rp 13.142 per dolar AS menjadi Rp 13.148 per dolar AS, berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI. Sedangkan berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 12 poin di level Rp 13.136 per dolar AS.

Kepala Analis Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada menjelaskan, jelang pertemuan The Fed, terlihat laju mata uang dunia cenderung bergerak variatif dengan kisaran tipis terhadap dolar AS.

"Keadaan tersebut menggambarkan keadaan pelaku pasar yang cenderung wait and see hingga keputusan tersebut keluar,"ujar Reza pada Republika, Kamis (22/9).

Variatifnya laju mata uang Asia juga ditopang oleh laju yen yang melemah terhadap dolar AS pasca rapat Bank Sentral Jepang (BoJ). Pelaku pasar sendiri memperkirakan, The Fed belum akan menaikkan suku bunga AS di bulan ini seiring masih belum kuatnya data-data ekonomi AS.

Termasuk rupiah yang berfluktuasi di kisaran sempit menjelang pertemuan FOMC. Dari dalam negeri, investor juga sedang menanti arah kebijakan Bank Indonesia, yang mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 September 2016.

Sementara itu pada perdagangan hari ini pelaku pasar cenderung melakukan transaksi dengan memanfaatkan pelemahan dolar AS yang tertekan, seiring munculnya rasa pesimisme akan kenaikan tingkat suku bunga AS bulan ini terbatas.

"Sehingga membuat Rupiah menguat terbatas pada perdagangan kemarin sebanyak 12 poin di level 13.136.Pada hari ini rupiah akan berada di level support 13.165 serta resisten 13.125,"katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement