Senin 19 Sep 2016 15:08 WIB

Menkeu Sebut Pembiayaan Pembangunan RI tak Sehat

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, hanya mengandalkan pembiayaan dari kredit perbankan untuk mendukung pembangunan, dinilai tidak sehat untuk Indonesia ke depan.

Saat ini perbankan masih mendominasi industri keuangan, dengan aset sebesar 78,7 persen dari total aset sektor keuangan. Sedangkan di tempat kedua yaitu industri asuransi dengan kontribusi hanya 10,44 persen dari total aset industri keuangan.

"Setiap kali kita mengharapkan pertumbuhan yang lebih tinggi, indikator pertama yang kita lihat adalah kemampuan bank penyaluran kredit untuk mendukung pembangunan. Ini tidak sehat bagi kita untuk ke depan,"ujar Sri Mulyani di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (19/9).

Menurutnya hal ini membuktikan Indonesia masih sangat bergantung pada perbankan, juga masih lambat mengembangkan pasar keuangan. Untuk itu ia menilai penting diversifikasi dan pendalaman pasar keuangan agar menambah sumber pembiayaan.

Apalagi saat ini kebutuhan membangun infrastruktur sangat mendesak di Indonesia. "Negara ini hanya bisa tumbuh, dengan sehat dan tidak overheat, kalau kita bisa memobilisasi kapasitas ke seluruh penjuru negeri. Lack infrastruktur adalah salah satu tantangan bagi kita untuk bisa memobilisasi kapasitas tersebut," ujarnya.

Ia menjelaskan, berdasarkan pengalamannya di Bank Dunia, pembangunan infrastruktur bukan hanya tentang uang, namun banyak hal. Adapun kemampuan regulator untuk menarik sektor swasta yang kredibel baik domestik maupun internasional adalah yang terpenting.

"Itu membutuhkan banyak upaya, membuat proyek, membuka lelang dan kompetisi juga mempersiapkan regulasi tertama jika berhubungan dengan pricing infrastruktur," katanya.

Untuk itu, pasar modal dinilai dapat digunakan sebagai alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur.

Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo mengatakan, pasar modal merupakan sumber pembiayaan yang penting. Apalagi, peran dari pasar modal telah meningkat signifikan di banyak negara berkembang, khususnya di Asia.

"Saya yakin dengan adanya dua saluran pembiayaan, melalui sektor perbankan dan pasar modal akan berkontribusi dalam mencapai keberlanjutan dan pertumbuhan inklusif melalui penyediaan pembiayaan untuk ekonomi,"katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement