REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyikapi kebijakan Menteri Perdagangan yang meminta pengusaha gula menambah lahan disikapi oleh perusahaan BUMN positif. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengatakan penambahan lahan memang menjadi programnya.
Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo mengatakan pihaknya sedang membangun kerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk menambah lahan tebu. Didik mengatakan RNI bekerja sama dengan PTPN VIII untuk sewa lahan tebu seluas 2.000 hektare (ha).
"Itu salah satu program kita untuk nambah lahan tebu, kita sudah jajaki dengan PTPN VIII untuk kerja sama sewa lahan tebu, 2.000 hektare," ujar Didik saat ditemui Republika di Gedung RNI, Jakarta, Senin (19/9).
Didik mengatakan pihaknya mendapatkan jatah impor sebanyak 16 ribu ton dari pemerintah. Hal ini diperuntukan untuk menambah kebutuhan gula mentah (raw sugar).
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta agar para importir gula membuat perjanjian dengan pemerintah. Perjanjian yang dimaksud adalah perjanjian memperluas lahan tanam tebu. Jadi setiap kali importir melakukan impor, ada penambahan lahan tanam tebu di negeri ini.
Intiplasma ini memang memakan waktu, namun hal seperti ini bagus kedepannya karena ada tujuan komitmen. Dimana setelah itu ada target yang jelas dan kurun waktu yang pas.