Senin 15 Aug 2016 13:31 WIB

Penurunan Jumlah Hari Kerja Pengaruhi Nilai Ekspor Indonesia

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor pada Juli 2016 mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan bulan Juni. Ekspor Juli mencapai Nilai ekspor pada Juli mencapai 9,51 miliar dolar AS atau turun 26,67 persen bulan ke bulan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, penurunan ini dikarenakan jumlah hari kerja pada bulan ini sangatlah sedikit. Adanya bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri membuat kinerja industri tidak sebaik bulan-bulan sebelumnya.

"Efektifnya pada Juli hanya 16 hari. Sebelum dan setelah Lebaran pemerintah membatasi pengiriman barang," kata Suryamin dalam konferensi pers, Senin (15/8).

Suryamin menjelaskan,‎ untuk ekspor Januari-Juli 2016 pemerintah menerima pemasukan mencapai 79,08 miliar dolar AS. Nilai ini turun 12, 02 persen dibandingkan 2015 (yoy). 

Untuk ekspor nonmigas Januari-Juli mencapai 71,59 miliar dolar AS turun 8,78 persen yoy. Ekspor non migas ke ASEAN mencapai 15,67 miliar dolar AS, sedangkan ke Uni Eropa mencapai 7,99 miliar dolar AS.

Adanya penurunan ekspor, lanjut Suryamin, memang wajar dialami pada bulan puasa. Pada 2012 saat bulan Lebaran pada Agustus ekspor hanya mencapau 14, 047 miliar dolar AS, dengan ekspor di bulan sebelumnya mencapai 16,085 miliar dolar AS. Artinya terjadi penurunan sekitar dua miliar dolar AS. 

Hal serupa terjadi pada 2013 dimana penurunan terjadi sebelum dan saat Lebaran sebesar dua miliar AS dollar.‎ Pada 2014 juga menurun satu miliar dolar AS. Dan pada 2015 terjadi penurunan sebesar dua miliar dolar AS.

‎"Memang penurunan tahun ini mencapai tiga miliar lebih. Ini bukan hanya karena ada Lebaran dan Idul Fitri. Selain itu persoalan pelemahan global juga masih mempengaruhi nilai ekspor kita karena sejumlah negara tujuan perekonomiannya juga masih rendah," kata Suryamin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement