Kamis 11 Aug 2016 14:52 WIB

Kementan: Pasokan Cabai di Sentra Produksi Surplus

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nidia Zuraya
Petani Cabai (ilustrasi)
Foto: informasi-budidaya.blogspot.com
Petani Cabai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut tingginya harga cabai di pasar sebagai hal anomali. Direktur Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan Yanuardi menyebut, dalang tingginya kenaikan harga bukan disebabkan kurangnya pasokan.

Terlebih, lanjut dia, saat ini panen cabai  tengah berlangsung di sejumlah sentra produksi. "Kita sangat menjamin pasokannya aman bahkan surplus, tapi masalah rantai distribusi ini memang harus dibenahi bersama-sama," ujar Yanuardi kepada Republika, Kamis (11/8).

Data Kementan mencatat, ketersediaan cabai besar dan cabai rawit surplus pada Agustus hingga Oktober 2016. Pada posisi luas tanam Mei per 7 Agustus 2016, ketersediaan cabai besar pada Agustus mencapai 96.128 ton. Sementara kebutuhannya 75.761 ton.

Pada September 2016, ketersediaan diperkirakan mencapai 90.397 ton, lebih tinggi dari kebutuhan yang tercatat sebanyak 76.117 ton. Begitu pula pada Oktober 2016. Ketersediaan diperkirakan mencapai 83.314 ton dan kebutuhannya 75.761 ton.

Sumber utama penghasil cabai besar di antaranya wilayah Garut, Bandung, Sumedang, Tasik, Ciamis, Cianjur, Sukabumi, Magelang, Temanggung, Banyuwangi, Blitar dan Malang.

Adapun untuk cabai rawit, ketersediaannya pada Agustus yakni 74.534 ton sedanhkan kebutuhannya 53. 810 ton. Untuk September diperkirakan tersedia cabai 67.941 ton dan kebutuhannya 54.078 ton. Adapun per Oktober ketersediaan cabai diperkirakan 66.850 ton sedangkan kebutuhannya 53.810 ton.

Sentra utama penghasil cabai rawit di antaranya Garut, Majalengka, Sukabumi, Bandung, Magelang, Temanggung, Banyuwangi, Kediri dan Blitar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement