REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menolak berkomentar lebih jauh soal munculnya kabar soal usulan penambahan dua kursi direksi PT Pertamina (Persero). Rini mengaku belum tahu menahu soal kabar tersebut.
"Itu dapat berita dari mana, informasi dari mana," kata Rini singkat di Kementerian Koordinator Perekonomian, Kamis (11/8).
Berdasarkan informasi yang diterima Republika, jajaran komisaris Pertamina menandatangani surat Usulan Perubahan Struktur dan Penambahan Direksi Pertamina. Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa Komisaris mengusulkan adanya posisi Wakil Direktur Utama yang akan menangani sektor hilir dan energi baru terbarukan.
Wakil Dirut akan bertindak sebagai Chief Operating Officer pada sektor hilir dan EBT. Selain itu, posisi ini juga akan menangani Direktorat Marketing dan Ritel, Pengolahan, dan SVP EBT.
Sedangkan posisi kedua yang diusulkan adalah Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia. Posisi ini akan menangani kegiatan megaproyek pengembangan berskala nasional di sektor pengolahan dan petrokimia.