REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyalurkan kredit untuk merealisasikan pembiayaan Proyek LNG Tangguh Train 3 senilai 25 juta dolar AS yang dikelola BP Tangguh. Pembiayaan BNI ini merupakan bagian dari sinergi pembiayaan bersama dua bank dan lembaga keuangan nasional lain yang totalnya mencapai 100 juta dolar AS.
Direktur Utama BNI Achmad Bauquni menjelaskan, pembiayaan kali ini merupakan Pembiayaan Cluster 4 Proyek LNG Tangguh Train 3. Proyek ini juga diyakini bakal memberikan efek ikutan yang besar bagi Indonesia dan Provinsi Papua Barat antara lain dengan mendukung pertumbuhan perekonomian dan penyediaan 10 ribu kesempatan kerja selama masa proyek.
"Ini kan sebenernya bukan hanya ini tangguh saja yang lain juga ada. Seperti sumur minyak kita ada pendanaan. Service company segala macam kita ikut membiayai. Memang, untuk projek besar seperti tanggu ini baru pertama kali. Kita sebetulnya tawarkan lebih dari itu (25 juta dolar AS). Namun karena banyak peminat kita kebagian segitu," ujar Baiquni, Rabu (3/8).
Proyek Pengembangan Tangguh akan menambahkan satu fasilitas proses LNG baru (Train 3) dan tambahan kapasitas produksi sebesar 3,8 juta ton per tahun (mtpa), sehingga akan menjadikan kapasitas total kilang LNG Tangguh menjadi 11,4 mtpa. Proyek ini juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Dalam acara penandatanganan hari ini bersama pemberi pinjaman internasional dan nasional, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, Pembiayaan proyek pengembangan Tangguh ini merupakan pengukuhan atas kepercayaan pasar keuangan internasional terhadap proyek LNG strategis ini, yang dengan penjualan domestiknya akan mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.