Jumat 29 Jul 2016 17:40 WIB

Realisasi Investasi Semester I 2016 Naik Hampir 15 Persen

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pencapaian investasi semester I 2016 naik sebesar Rp 298,1 triliun dibandingkan pada periode yang sama pada 2015 sebesar Rp 259,7 triliun, atau meningkat 14,8 persen. Dengan meningkatnya nilai investasi tersebut, maka capaian target investasi 2016 sudah mencapai 50,1 persen. Dengan capaian tersebut, BKPM optimistis target investasi 2016 sebesar Rp 594,8 triliun dapat tercapai.

"Realisasi investasi sudah on track dan sudah cukup menggembirakan, mengingat periode ini banyak tantangan global seperti Brexit dan sentimen lainnya. Saya kira ini pencapaian yang menggembirakan," ujar Kepala BKPM Thomas Lembong dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (29/7).

Thomas mengaku cukup puas dengan capaian realisasi investasi pada semester I 2016 ini. Sebab, pertumbuhan investasi berada di atas pertumbuhan PDB dan pertumbuhan sektor riil berada di kisaran delapan persen sampai 10 persen. Selain itu, realisasi investasi di luar Jawa secara year on year meningkat 17,7 persen.

Pada semester I 2015, investasi di luar Jawa sebesar Rp 115,1 triliun, dan pada semester II 2016 meningkat menjadi Rp 135,5 triliun. Thomas mengatakan, tren peningkatan investasi di luar Jawa mencerminkan strategi ekonomi pemerintah untuk pemerataan pembangunan. Thomas optimistis berbagai paket kebijakan dan skema investasi yang disiapkan dapat mendorong pemerataan dan peningkatan investasi ke luar Jawa.

"Pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan mendorong perekonomian di daerah," kata Thomas.

Sementara itu, berdasarkan sektor industri makanan dan minuman masih menempati posisi teratas. Menurut Thomas, investasi di sektor pangan harus terus digenjot untuk menciptakan efisiensi sehingga dapat menstabilkan harga pangan.

"Setelah setahun di Kementerian Perdagangan saya hapal kendala-kendala pangan. Sebetulnya untuk solusi kendala itu dibutuhkan investasi di pergudangann untuk memodernisasi rumah potong hewan, maupun penggilingan beras," kata Thomas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement