REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian bakal mengerucutkan pembangunan industri yang menjadi prioritas. Hal ini dilakukan agar industri yang dibangun lebih spesifik dengan kebutuhan dalam negeri sekarang.
Menteri Perindustrian Saleh Husein mengatakan, pemerintah telah memiliki peta jalan untuk membangun 10 industri prioritas sesuai rencana strategis 2015-2019. Namun peta jalan ini dianggap terlalu meluas. Untuk itu pemerintah kembali akan mengerucutkan industri apa saja dari 10 industri prioritas yang bisa dibangun terlebih dahulu.
"Di Kemenperin juga ada 10 industri prioritas yang ingin dikembangkan, tentu ini mau dikerucutkan, mau diperkecil lagi. Kita ingin industri hilirisasi terus dikembangkan. Agar dapat nilai tambah yang besar," kata Saleh Husei usai melakukan rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (27/6).
Saleh memisalkan, untuk pengembangan industri logam yang saat ini besar olah PT Krakatau Steel, pemerintah akan memfokuskan dan mendahulukan industri otomotif dan permesinan. Industri ini menjadi penting karena pertumbuhan otomotif di Indonesia masih memiliki pasar yang luas.
Namun hal ini kurang ditunjang dengan industri otomotif yang memproduksi onderdil kendaraan. Hal tersebut membuat Indonesia masih banyak melakukan impor onderdil untuk otomotif.
Selain itu, lanjut Saleh, untuk industri farmasi juga akan dikerucutkan untuk membangun industri farmasi yang lebih terfokus dalam memproduksi bahan farmasi yang khusus memproduksi bahan baku. Sebab selama ini farmasi juga menjadi kebutuhan yang sangat serius tapi kebutuhan ini justru masih mengandalkan produk dari luar negeri.
Dalam industri agro, pemerintah juga akan lebih fokus pada beberapa agro yang selama ini banyak didapat dari negara lain seperti gula dan garam yang selama ini sangat dibutuhkan oleh industri makanan dan minuman.
"Gula ini yang harus duduk bersama dengan Kementan (Kementerian Pertanian) dan BUMN. Karena industri ini butuh lahan yang bisa dikembangkan. Apalagi untuk di luar Jawa kan pengembangan industri harus ada lahan yang flat (rata)," ujar Saleh.