REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga komoditas karet terus mengalami penurunan. Bahkan, harga karet berada di titik terendah semenjak terjadinya penurunan harga komoditas global.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Munarji Sudargo mengatakan, tekanan terhadap harga karet terus berlangsung hingga saat ini. Dia mengatakan, harga karet saat ini sudah mendekati 1 dolar AS per kg. Padahal pada 2011, harga karet mencapai 5,3 dolar AS per kg.
"Berkali-kali lipat penurunannya. Penurunan harga ini menjadi tekanan berat bagi pelaku usaha karet dan juga petani karet," kata Munarji seusai pertemuan Gapkindo dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jumat (24/6).
Saat bertemu Jokowi, Gapkido berharap pemerintah dapat turun tangan untuk membantu para petani karet yang sedang terbebani dengan rendahnya harga. Pemerintah, kata Munarji, bisa melaksanakan program peremajaan kebun-kebun karet milik petani.
Munarji mengatakan, produktivitas petani karet saat ini sekitar 1 ton per hektare. Dengan adanya peremajaan, maka produktivitas bisa naik menjadi 1,7 ton per hektare.
"Pemerintah perlu hadir melakukan peremajaan. Kalau harga rendah tapi produktivitas meningkat, petani setidaknya lebih memiliki daya tahan," ujarnya.