Senin 16 May 2016 18:17 WIB

Harga Gula Naik, Pengusaha Harus Tambah Modal

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Pedagang menimbang gula pasir di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (19/4). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menimbang gula pasir di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (19/4). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jelang datangnya bulan Ramadhan, harga-harga kebutuhan pokok di Kota Malang mulai merangkak. Sepekan terakhir, harga gula pasir naik sekitar 20 persen. Harga gula pasir yang sebelumnya ada di kisaran Rp 13 ribu per kilogram kini mencapai Rp 15 ribu per kilogram. Akibatnya para pengusaha kuliner harus menambah biaya produksi.

Pemilik toko roti Citra Bakery, Tomi Subianto, mengungkapkan fenomena ini sudah menjadi rutinitas menjelang Ramadhan dan Lebaran. Meski pemerintah menginstruksikan adanya operasi pasar dan stabilisasi harga, upaya itu dinilai sia-sia. "Operasi pasar tidak berpengaruh besar, harga-harga kebutuhan pokok tetap naik karena permintaan melonjak," kata Tomi akhir pekan lalu.

Harga telur dalam sepekan terakhir juga ikut mengalami kenaikan. Saat ini Tomi harus menebus telur dengan harga Rp 17 ribu. Harga telur diprediksi akan terus naik. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, harga telur per kilogram sampai menyentuh Rp 21 ribu - Rp 22 ribu per kilogram.

Setiap bulannya, Citra Bakery membutuhkan 10 ton gula pasir per dan 3 ton telur. Kenaikan harga otomatis menyebabkan biaya produksi membengkak. Tomi mengaku saat ini harus menambah modal produksi sekitar sepuluh persen dari hari biasa.

Meski demikian ia mengaku tetap menjaga kualitas walau harus menipiskan keuntungan. "Sementara keuntungan berkurang, setelah lebaran harga-harga pasti akan kembali normal," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement