Senin 25 Apr 2016 13:47 WIB

BI Waspadai Tekanan Inflasi dari Harga Pangan

Rep: c37/ Red: Nidia Zuraya
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)
Foto: Republika-Aditya Pradana Putra
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengatakan pada tahun ini masih akan menghadapi tantangan berat untuk mengendalikan inflasi. Terutama yang bersumber dari komponen harga pangan bergejolak (volatile food).

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, saat ini BI sedang mewaspadai potensi peningkatan inflasi dari komoditas pangan, terutama beras, cabai merah, bawang merah, bawang putih, daging ayam dan sapi. "Secara umum, komoditas volatile food menjadi penyebab utama inflasi," ujar Agus di Jakarta, Senin (25/4).

Agus menyebutkan, kontribusi terbesar pada inflasi di bulan Maret 2016 yang sebesar 0,19 persen, yaitu volatile food yang tercatat sebesar 0,75 persen month to month (mtm) atau secara tahunan 9,59 persen yoy. Meningkat dari periode yang sama tahun lalu yaitu 0,68 persen.

"Inflasi ini bersumber dari komoditi bawang merah yang mengalami kenaikan harga mencapai 30,86 persen. Seiring meningkatnya intensitas hujan dan berakhirnya musim panen," ujarnya.

Dalam lima tahun terakhir, kata Agus, inflasi bawang merah telah mencapai 79 persen mtm pada Maret 2013, sedangkan 60 persen mtm pada Juli 2013. Bobot komoditas bawang merah termasuk tinggi yaitu 0,66 persen mtm. Apabila ada kenaikan harga lebih dari 10 persen, maka kontribusinya mencapai 0,07 persen terhadap inflasi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement