Rabu 03 Jan 2018 03:01 WIB

Gejolak Harga Pangan Dipandang Berhasil Diredam

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pembeli memilih cabai merah keriting di pasar tradisional di Mamuju, Sulawesi Barat, rabu (24/5). Menurut pedagang setempat menjelang Ramadan harga sembako mulai naik, di antaranya cabai merah besar dari harga Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp35 ribu per kilogram.
Foto: Akbar Tado/Antara
Seorang pembeli memilih cabai merah keriting di pasar tradisional di Mamuju, Sulawesi Barat, rabu (24/5). Menurut pedagang setempat menjelang Ramadan harga sembako mulai naik, di antaranya cabai merah besar dari harga Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp35 ribu per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dinilai berhasil melakukan pengendalian harga pangan bergejolak atau volatile food pada Desember 2017. Meski Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilisnya mengungkapkan kenaikan sebesar 2,26 persen secara bulanan, namun secara tahunan inflasi hanya di angka 0,71 persen.

"Ini membuktikan pengendalian harga pangan bergejolak (volatile food) oleh pemerintah sepanjang tahun 2017 cukup mumpuni," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (2/1). Menurutnya, stabilitas harga pangan terjadi karena pemerintah sudah mampu mengendalikan harga dengan baik. Berbeda dengan pola sebelumnya yakni inflasi 2016 dikendalikan oleh volatile food.

Hal senada diungkapkan Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Rizal E Halim. "Memang selama ini andil pangan terhadap inflasi cukup besar, sehingga jika volatilitas harga pangan bisa dikendalikan tentu nya dapat menekan laju inflasi," katanya melalui siaran resmi yang dikeluarkan Kementerian Pertanian.

Ia melanjutkan, pada 2017, pengendalian harga pangan khususnya barang kebutuhan pokok di bulan Ramadhan, Idul Fitri dan akhir tahun relatif berjalan baik.

"Meski di beberapa waktu di bulan Desember ini terjadi kenaikan harga cabai namun masih batas tolerable. Prestasi ini pantas diapresiasi," ujarnya.

Ke depan, lanjut Rizal, hal yang perlu diperkuat pemerintah adalah memastikan terkendalinya harga pangan di beberapa waktu tertentu seperti Ramadhan dan Idul Fitri. Menurutnya, pemantauan perubahan cuaca dan pergeseran produksi pangan juga perlu mendapat perhatian.

"Yang juga penting adalah peta distribusi antar pulau untuk pasokan pangan untuk mendeteksi surplus maupun defisit pangan di setiap pulau pada waktu yang sama," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement