Jumat 11 Mar 2016 15:48 WIB

BI: Penurunan Suku Bunga Eropa Perlu Diwaspadai

Rep: c37/ Red: Nidia Zuraya
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan kembali tingkat suku bunga pinjaman dari 0,05 persen ke 0 persen. Sementara suku bunga deposito diturunkan 10 basis poin (bps) ke minus 0,4 persen. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, penurunan suku bunga ECB ini perlu diamati. Sebab, pasar merasa otoritas moneter di Eropa sudah keluarkan jalan terakhir untuk perbaikan ekonomi. Sehingga peran fiskal dan reformasi struktural harus dilaksanakan. 

"Kami juga sudah dengar ECB putuskan potong 10 basis poin lagi dan menguatkan statemen untuk tidak keluarkan. Kami lihat reaksi pasar berbeda-beda. Ini perlu kami amati," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung DPR, Jumat (11/3).

Menurutnya, keputusan ECB untuk menurunkan suku bunga sudah melalui pertimbangan yang matang dan tidak akan dilakukan pengurangan lagi. Kondisi tersebut harus didukung juga dengan kebijakan sektor riil dan fiskal.

"Artinya otoritas moneter di Eropa sudah lengkap melakukan kebijakan pelonggaran, sehingga ini tentu harus direspon sektor riil dan fiskal," katanya.

Untuk Indonesia secara umum, ia melihat jika ini merupakan kebijakan moneter yang tidak biasa, dan harus ada batasnya. Jika tidak, akan membuat semua berlomba-lomba lakukan kebijakan yang tidak biasa. 

"Ini sejalan dengan respon kebijakan moneter negara G20, tidak bisa hanya andalkan kebijakan moneter, harus didukung kebijakan sektor riil dan fiskal. Kami respon begitu. Kami harap pihak fiskal dan sektor riil bisa menyambutnya, " ujarnya.

Untuk mengatasi dampaknya, di Indonesia akan meningkatkan koordinasi antara pemerintah yang mengawasi sektor riil bersama dengan fiskal dan BI bersinergi. "Kalau sandainya ikuti paket kebijakan reformasi oleh pemerintah dilakukan koordinasi yang baik dan juga ajak moneter juga," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement