REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Data resmi yah dirilis Selasa (19/1) menunjukkan perekonomian Cina tumbuh 6,9 persen pada 2015. Angka tersebut merosot ke tingkat tahunan terendahnya dalam seperempat abad terakhir.
Kondisi perekonomian di negara ekonomi terbesar kedua dunia ini menimbulkan kekhawatiran krusial bagi para investor global. Terelbih lagi, pertumbuhan ekonomi Cina pada kuartal keempat juga melambat menjadi 6,8 persen. Capaian tersebut menurut Biro Statistik Nasional Cina (NBS) menjadi pencapaian terendah sejak krisis keuangan global.
Para pemimpin Cina saat ini sedang mengubah model ekonomi negara itu menjauh dari ekonomi yang didorong oleh investasi dan ekspor di masa lalu menjadi lebih berorientasi pada permintaan konsumen.Transformasi struktural ini masih berlangsung.
NBS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kebijakan transformasi ini adalah periode penting dimana tantangan perlu diatasi dan masalah-masalah harus diselesaikan serta tugas reformasi komprehensif mendalam menjadi lebih berat.
Angka pertumbuhan 2015 itu jauh di bawah pencapaian tahun 2014 dimana ekonomi Cina saat itu tumbuh 7,3 persen. Sektor jasa menyumbang 50,5 persen dari PDB Cina pada 2015.
kantor berita resmi Xinhua mengutip NBS mengatakan, produksi industri Cina, yang mengukur output pada pabrik-pabrik, bengkel kerja dan tambang di Cina pada Desember 2015 turun ke angka 5,9 persen dari posisi 6,2 persen pada November 2015.
Baca juga: Pelaku Pasar Saham Waspadai Perlambatan Ekonomi Cina