REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Pengadaan Bulog Wahyu mengatakan, saat ini belum ada perintah untuk tambahan impor beras termasuk dari Pakistan. Menurutnya, penandatanganan MoU antara pemerintah Indonesia dan Pakistan belum bisa dijadikan sebagai dasar impor beras.
"Belum ada perintah impor, dan itu baru MoU jadi belum bisa dijadikan dasar impor," ujar Wahyu kepada Republika, Rabu (6/1).
Menurut Wahyu, saat ini Bulog masih menjajaki perkiraan harga beras dari Pakistan maupun India. Wahyu menjelaskan, proses negosiasi dan penjajakan tersebut sebagai langkah awal untuk melakukan MoU dengan pemerintah Pakistan. Sementara, tindak lanjut dari MoU tersebut masih dalam tahap pembahasan.
"Penjajakan sudah berjalan tapi belum berarti sudah deal, jadi tindak lanjutnya masih jauh dan kami belum menerima perintah untuk itu," kata Wahyu.
Wahyu menjelaskan, sampai saat ini stok beras di Bulog mencapai 1,38 juta ton dan diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk empat bulan ke depan. Selain itu, Bulog juga terus melakukan realisasi impor beras dari Vietnam dan Thailand.
Menurut Wahyu, sampai saat ini realisasi impor beras dari Thailand dan Vietnam sudah mencapai 800 ribu ton. Realisasi tersebut akan terus berjalan sampai pertengahan Maret 2016.