REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia naik pada Kamis (24/12) atau Jumat (25/12) pagi WIB, diuntungkan untuk hari kedua berturut-turut dari momentum positif setelah penurunan besar mengejutkan dalam persediaan minyak Amerika Serikat (AS).
Patokan harga minyak AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, naik 60 sen menjadi ditutup pada 38,10 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara patokan harga di pasar Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari naik 53 sen menjadi berakhir di 37,89 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
"Sekarang ini hanya beberapa perdagangan liburan yang lesu," kata Carl Larry dari konsultan Frost & Sullivan.
Larry mengatakan harga minyak juga diuntungkan dari penurunan mata uang dolar AS, yang membuat komoditas berdenominasi dolar AS, termasuk minyak, lebih terjangkau di luar AS.
Beberapa analis menyatakan keraguan mereka bahwa minyak yang lebih tinggi mengisyaratkan pergeseran di pasar yang telah tertekan selama lebih dari satu tahun di tengah kelebihan pasokan.
"Sementara ada pembicaraan bahwa koreksi naik lebih lanjut mungkin hanya dalam waktu pendek, kami juga melihat skeptisisme luas bahwa tingkat yang lebih tinggi akan menunjukkan berkelanjutan mengingat surplus pasokan/permintaan global yang sedang berlangsung," kata analis Citi Futures, Tim Evans.