Senin 30 Nov 2015 02:02 WIB

Momentum Saham Sektor Perbankan Menguat

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nur Aini
Seorang karyawan Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan pergerakan saham saat pembukaan perdagangan saham oleh PT BNI (Persero) Tbk di BEI, Jakarta, Rabu (25/11).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Seorang karyawan Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan pergerakan saham saat pembukaan perdagangan saham oleh PT BNI (Persero) Tbk di BEI, Jakarta, Rabu (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham sektor perbankan dalam beberapa sesi perdagangan terakhir mendapatkan momentum  penguatan  lanjutan. Hal itu didukung optimisme atas perbaikan kinerja tahun depan, seiring membaiknya kondisi makro ekonomi domestik.

Secara umum, berdasarkan data di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir pekan ini, Jumat (27/11), sektor finansial (ytd) mengalami penurunan hingga 7,27 persen. Sektor perbankan tetap mengalami penguatan berkat saham emiten berkapitalisasi besar yang menjadi motor penguatan saham  sektor itu.

"Salah satunya, saham PT Bank Mandiri (persero) Tbk. (BMRI) yang akhir pekan ini berhasil tutup di Rp 9.275.  "Secara  teknikal  pergerakan  harga  sahamnya  saat  ini  membentuk  pola bullish continuation dengan target resisten di Rp 9.400 hingga Rp 9.600, sedangkan level support bergeser ke Rp 8.900," jelas Analis Saham dari First Asia Capital (FAC), David Sutyanto, Jumat (27/11).

Menurutnya, seiring  dengan pertumbuhan ekonomi tahun depan yang diperkirakan berkisar 5,1‐5,3 persen, Bank Indonesia  (BI)  memperkirakan  pertumbuhan  kredit  perbankan  tahun  depan  akan  tumbuh  berkisar  12‐14 persen, naik dibandingkan  tahun  ini  yang  diperkirakan  hanya  berkisar  11‐13 persen. Sementara, pertumbuhan  Dana Pihak Ketiga (DPK)  diperkirakan mencapai 13‐15 persen.

Saat ini, kata David, perseroan fokus pada penguatan kualitas aset dengan terus meningkatkan alokasi pencadangan menjadi 160 persen pada September 2015. Penyaluran kredit perseroan hingga kuartal tiga  tahun ini tumbuh 10,7 persen mencapai Rp 560,6 triliun.

"DPK tumbuh 10,8 persen mencapai Rp654,6 triliun dengan total dana murah yang berhasil dikumpulkan naik 15 persen mencapai Rp 415,9 triliun atau 63,53 persen dari total DPK perseroan," ungkapnya.

Adapun laba bersih perseroan, seperti yang diketahui, pada kuartal ketiga ini hanya tumbuh tipis 0,9 persen, yaitu mencapai Rp 14,6 triliun, dibandingkan periode sama 2014 yang mencapai Rp 14,4 triliun.

"Diperkirakan laba perseroan tahun ini hanya  mencapai Rp 20,67 triliun dan pertumbuhan ekuitas delapan persen mencapai Rp 113,23 triliun. Harga saham perseroan ditargetkan dengan rata-rata PBV (perbandingan antara harga saham dengan nilai aset bersih) 2,5 kali atau mencapai Rp 12.132," ungkap David.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement