Selasa 17 Nov 2015 20:45 WIB

Demi Nasabah, Bank Kesejahteraan Luncurkan SMS Banking

Rep: Budi Raharjo/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bank Kesejahteraan
Bank Kesejahteraan

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Demi menambah kepuasaan layanan bagi nasabahnya, manajemen Bank Kesejahteraan meluncurkan produk berbasis electronic chanel (e-chanel), SMS Banking. Layanan ini diharapkan bisa mempermudah nasabah melakukan transaksi perbankan.

Direktur Utama Bank Kesejahteraan Sasmaya Tuhuleley menjelaskan layanan SMS Banking memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi melalui mobile phone dengan menggunakan layanan pesan singkat (SMS). "Kami berharap layanan ini mendapatkan respons positif dari nasabah maupun masyarakat umum," kata dia di Jakarta, Selasa (17/11).

Fitur-fitur yang bisa dinikmati melalui layanan ini adalah informasi (saldo dan mutasi rekening), pembelian (pulsa telepon dan PLN prabayar), dan pembayaran (pulsa telepon pasca bayar, tagihan PDAM, PLN, internet, tv berbayar, tiket pesawat dan kereta api). SMS Banking juga bisa digunakan untuk transaksi transfer (antar rekening Bank Kesejahteraan atau ke bank lain).

Ke depan, Sasmaya mengatakan, perseroan memang ingin memanfaatkan teknologi informasi untuk menopang berbagai layanan. Dengan berbasis teknologi informasi, manajemen berniat mengembangkan layanan Laku pandai yang sedang gencar di kampanyekan Otoritas Jasa Keuanganm (OJK). Laku pandai merupakan akronim dari layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif.

Sasmaya mengharapkan layanan berbasis teknologi informasi ini bisa dimanfaatkan untuk menggarap pasar Bank Perseroan. Mayoritas nasabah perseroan merupakan koperasi Pegawai Negeri Sipil dan koperasi perusahaan swasta. Ada sekitar 12 ribu koperasi PNS di seluruh Indonesia.

Sebagai contoh, Sasmaya menyebutkan, perseroan ingin menyalurkan pinjaman kepada 12 ribu koperasi PNS. Melalui teknologi informasi, penyaluran kredit maupun pembayaran cicilannya bisa dipantau. "Koperasi-koperasi itu juga bisa berperan sebagai agen penghimpun tabungan," ujar dia.

Untuk mengembangkan layanan berbasis teknologi informasi ini, manajemen menggandeng provider. Dengan begitu, perseroan tak perlu mengeluarkan biaya investasi untuk mengembangkan jaringan teknologi informasi. Sasmaya menyebutkan pola kerja samanya dengan bagi hasil. "Dari biaya transaksi yang dikeluarkan nasabah, hasilnya dibagi untuk bank, provider dan koperasi," ujar dia menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement