REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Adira Finance Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan baru yang cukup signifikan di tengah pelambatan ekonomi. Pembiayaan baru Adira Syariah tercatat sebesar Rp 3 triliun pada kuartal III 2015, naik 111 persen (yoy) dibandingkan kuartal III 2014 sebesar Rp 1,5 triliun.
Sekretaris Perusahaan Adira Finance Perry Slangor mengatakan, dari nominal tersebut, terdiri atas pembiayaan baru sepeda motor sebesar 79 persen, dan 21 persen pembiayaan baru untuk mobil. Kinerja pembiayaan syariah berkontribusi sekitar 10 persen dari total pembiayaan baru Adira Finance, dibandingkan tahun lalu kontribusinya hanya tujuh persen.
“Pembiayaan baru Adira Syariah ditargetkan menjadi Rp 4 triliun sampai akhir tahun, dibandingkan tahun lalu new booking secara full year sebesar Rp 2,4 triliun,” jelasnya dalam paparan kinerja kepada media di Jakarta, Selasa (27/10).
Direktur Utama Adira Finance, Willy Suwandi Dharma, menjelaskan, pertumbuhan bisnis syariah didorong peningkatan permintaan masyarakat terkait produk yang berbasis syariah. Dia melihat, prinsip syariah menjadi ruh untuk tumbuh di tengah situasi ekonomi yang melambat saat ini. Oleh sebab itu, Adira Syariah melakukan strategi membuat komunitas dengan lembaga-lembaga syariah, sehingga bisa melakukan penetrasi bisnis.
“Keinginan masyarakat ada, apalagi bisnis pembiayaan, orang khawatir halal atau tidak, kalau pembiayaan syariah kan aman,” ungkapnya.