Ahad 11 Oct 2015 17:07 WIB

Puso, Pasokan Beras Indramayu ke Jakarta Turun 25 Persen

Rep: Lilis Handayani/ Red: Indah Wulandari
Pedagang sedang merapihkan beras yang dijual pada pasar tradisonal, Jakarta, Kamis (1/10).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pedagang sedang merapihkan beras yang dijual pada pasar tradisonal, Jakarta, Kamis (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Pasokan beras dari lumbung padi di Kabupaten Indramayu ke Jakarta dan daerah lainnya, saat ini menurun sekitar 25 persen. Hal itu terjadi akibat gagal panen (puso) yang melanda puluhan ribu hektare areal tanaman padi pada musim tanam gadu (kemarau) tahun ini.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Indramayu, Maman Kostaman menjelaskan, target produksi padi Kabupaten Indramayu pada tahun ini mencapai 1,7 juta ton. Namun, akibat kemarau, produksi padi yang tercapai diprediksi hanya sekitar 1,3 juta ton.

''Dengan kondisi itu, otomatis distribusi beras dari Indramayu untuk daerah lain, seperti Jakarta, akan berkurang,'' kata Maman, saat ditemui akhir pekan lalu.

Maman mengatakan, selama ini, para pedagang beras dari Indramayu mengirimkan beras sekitar 20 ribu ton per hari ke berbagai kota, seperti misalnya Jakarta dan Bandung. Hal itu terutama dari para pedagang beras di dua sentra beras, yakni Kecamatan Widasari dan Karangsinom, Kecamatan Kandanghaur.

''Sekarang distribusi beras untuk daerah lain berkurang dari yang biasanya 20 ribu ton per hari menjadi sekitar 15 ribu ton,'' terang Maman.

Maman menambahkan, keadaan tersebut dikhawatirkan berpengaruh terhadap produksi beras bagi Jawa Barat dan nasional. Dia menyebutkan, selama ini kontribusi Kabupaten Indramayu terhadap produksi Jawa Barat sebesar 15 persen dan 18 persen terhadap produksi nasional.

Maman mengungkapkan, meski distribusi beras untuk daerah lain berkurang, namun produksi padi di Kabupaten Indramayu tetap surplus. Dari produksi padi yang diprediksi 1,3 juta ton, kebutuhan konsumsinya hanya 250 ribu ton. Dengan kondisi itu, Indramayu menolak rencana impor.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako menjelaskan, pada musim tanam gadu kali ini, areal lahan yang puso mencapai 21.050 hektare. Sedangkan yang terancam puso sekitar 10 ribu hektare.

Firman menyebutkan, kondisi puso itu tersebar di 24 kecamatan di Kabupaten Indramayu secara spot-spot. Dengan jumlah kecamatan di Kabupaten Indramayu yang berjumlah 31 kecamatan, brarti hanya ada tujuh kecamatan yang lahan pertaniannya bebas puso, yakni Kecamatan Bangodua, Widasari, Sukra, Bongas, Anjatan, Tukdana, dan Patrol.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Indramayu, Warjo menyatakan, sektor pertanian Kabupaten Indramayu masih jadi andalan nasional. Karena itu, tingginya angka puso yang dialami Kabupaten Indramayu bisa mempengaruhi ketahanan pangan dan pasokan untuk daerah lain.

''Stok untuk Indramayu sih aman, bahkan surplus. Yang terancam itu justru Bandung dan Jakarta,'' tegas Warjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement