REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Kusfiardi menilai paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah salah alamat. Menurutnya, paket kebijakan tersebut justru menjadi jauh dalam upaya pemerintah meringankan beban rakyat terhadap pelemahan rupiah dan dampaknya terhadap peluang kerja.
"Upaya pemerintah dari paket-paket itu yang kita lihat, semangat yang besar adalah semangat liberalisasi, seolah-olah ingin mengabaikan fakta , bahwa gejolak nilai tukar yang sangat rentan terhadap faktor eksternal itu terjadi karena lemahnya fundamental ekonomi kita," ujarnya kepada Republika, Kamis (8/10).
Menurut Kusfiardi, pemerintah seharusnya mendorong penguatan fundamental ekonomi berbasis kemandirian ekonomi nasional bukan malah mendorong investor asing masuk dan memberi keleluasaan yang lebih besar ke investor asing. "Yang dilakukan pemerintah dengan paket kebijakan membuat perekonomian kita semakin kopong. PDB boleh besar tapi pemilik PDB bukan kita," tuturnya.
Dengan begitu, nantinya Indonesia akan berhadapan dengan repatriasi yang masif dan bisa membuat nilai tukar dalam negeri bergejolak kembali. Selain itu, perkembangan paket kebijakan juga relatif lama, dimana meski diberikan kemudahan tak lantas langsung dapat membuat usaha beroperasi.
"Harusnya pemerintah memahami betul kondisi kita berhadapan dengan fundamental ekonomi yang memang lemah," ujarnya.