Selasa 29 Sep 2015 17:03 WIB

Perekonomian Melemah, Kredit Ikut Melambat

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Aktivitas perbankan di Bank Mandiri cabang Cikini, Jakarta, Selasa (21/7).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Aktivitas perbankan di Bank Mandiri cabang Cikini, Jakarta, Selasa (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melemahnya perekonomian Indonesia, memengaruhi permintaan kredit perbankan di tanah air. Permintaan kredit perbankan tahun ini pertumbuhannya melambat.

"Kredit karena sisi demand (permintaan) lesu. Kredit di Juni 10,4 persen, Juli turun jadi 9,7 persen. Hal ini menandakan pasar kurang bergairah," ujar Direktur Ritel dan Konsumer Bank Mandiri Heri Gunardi, dalam Seminar 'Alternatif Sumber Pembiayaan Saat Ekonomi Tak Pasti' di Hotel Intercontinental MidPlaza, Jakarta, Selasa, (29/9).

Ia menjelaskan, Indonesia nantinya akan mempunyai tambahan masyarakat kelas menengah hingga 50 juta di 2020 sampai 2025. Menurutnya, hal itu bisa menjadi peluang bisnis baik perbankan atau pun multifinance.

Heri menyebutkan, sumber pembiayaan kredit di Indonesia saat ini masih didominasi oleh perbankan. "Padahal ada sumber pembiayaan lain yang menjadi alternatif, yaitu multifinance," tambahnya.

Di Indonesia sendiri sekarang terdapat tiga industri keuangan dengan aset terbesar, seperti bank dengan total aset Rp 5.900 triliun. Lalu asuransi Rp Rp 775 triliun, kemudian disusul multifinance yang asetnya mencapai Rp 435 triliun.

"Angka ini terus bergerak dan suatu kekuatan untuk menggerakkan ekonomi. Industri multifinance masih menjadi bisnis yang cukup atraktif," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement