Jumat 25 Sep 2015 02:35 WIB

Skandal Uji Emisi Palsu VW Ancam Ekonomi Kota Wolfsburg

Rep: C21/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Volkswagen
Volkswagen

REPUBLIKA.CO.ID, JERMAN -- Skandal pemalsuan uji gas emisi yang melibatkan industri besar mobil asal Jerman, yaitu Volkswagen (VW) mengancam struktur ekonomi. Skandal pemalsuan uji gas emisi tersebut menyebabkan sekitar 120 ribu jiwa penduduk Wolfsburg yang telah bekerja di pabrik seluas 6,5 km persegi tersebut ikut diam. Sebab setengah dari penduduk kota bekerja di sana.

"Kami mengamati persyaratan hukum di setiap negara dan mematuhi semua persyaratan pengujian lokal," kata Menteri Transportasi Jerman, Alexander Dobrindt, Kamis (24/9).

Nilai saham VW sendiri telah menyusut sekitar 30 persen sejak skandal itu terungkap. VW pun harus menyisihkan uang sebanyak 6,5 miliar euro untuk menutupi biaya skandal gas emisi. Kemudian juga potensi denda sebesar 18 miliar dolar akan dikenakan ke perusahaan tersebut.

Selain itu, Dobrindt juga menambahkan akan melakukan tes acak yang akan dilakukan ke mobil dengan merk lain. Kata dia, jelas bahwa Kantor Federal Lalu Lintas tidak hanya berkonsentrasi pada model VW. Namun juga akan melakukan tes acak pada kendaraan yang dibuat pabrik lainnya.

 

Secara terpisah, saham BMW ikut turun sebanyak 10 persen. Hal tersebut karena laporan tes palsu yang telah digunakan oleh perusahaan mobil lainnya.

 

Kepala eksekutif raksasa mobil Jerman, Martin Winterkorn mengundurkan diri setelah tahu adanya kesalahan. Dia mengaku terkejut oleh peristiwa baru-baru ini. Dewan pengawas mengatakan akan mengumumkan pengganti Winterkorn pada pertemuan dewan pada hari Jumat (25/9).

Menurut spekulasi di koran Jerman bahwa nama Matthias Mueller akan menjadi kepala eksekutif berikutnya. Dia adalah kepala Porsche, yang merupakan bagian dari kelompok perusahaan VW.

 

Kemudian, penuntut umum Jerman sedang mempertimbangkan penyelidikan. Kerjasama tersebut akan dilakukan dengan pihak berwenang AS yang berencana melakukan investigasi dugaan kriminal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement