Sabtu 05 Sep 2015 06:58 WIB

Terdampak Polusi, Kebun Teh Walini akan Dijadikan Kota Terpadu

Rep: Sapto Andika/ Red: Indah Wulandari
Salah satu pengembangan usaha kebun teh Walini
Foto: pn8.co.id
Salah satu pengembangan usaha kebun teh Walini

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah berniat akan menyulap kawasan kebun teh milik PT PTPN VIII menjadi sebuah kawasan kota terpadu.

Lahan seluas 2.952 hektare yang kerap disebut Walini ini dianggap sudah tidak lagi prospektif sebagai kebun teh karena kadar polusi udara yang terlalu tinggi. Akibatnya, kualitas daun teh jauh menurun.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, rencana pembangunan kota terpadu ini termasuk juga sebuah gedung pertemuan raksasa atau convention center, sentra pendidikan, kawasan agroindustri, dan agrowisata teh.

Hingga saat ini, PTPN belum bisa merealisasikan ide karena PTPN lebih fokus untuk operasional perusahaan. Rini melanjutkan, pengembangan kawasan Walini akan dibuat seiring dengan pembangunan jalur kereta cepat Jakarta - Bandung.

Latar belakang ini pulalah yang mendorong Rini untuk masih bertahan dengan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, alih-alih Jakarta-Surabaya.

"Mengapa saya pastikan jadi (kereta cepat), karena kami ingin kembangkan Walini. Di Bandung Barat akan dikembangkan jadi kota baru. Sebagai pusat pendidikan. Transportasi ini memang butuh," ujar Rini, Jumat (4/9).

Rencananya,  ada delapan stasiun pemberhentian kereta cepat jurusan Jakarta - Bandung. Rini menambahkan, salah satu target dalam pembangunan proyek ini adalah pengembangan kawasan yang dilewati kereta, termasuk kawasan Walini.

"Ada kemungkinan kami kembangkan ke jurusan lain, tapi untuk saat ini kami melihat Jakarta - Bandung dulu," lanjut Rini.

Kawasan terpadu Walini akan terkoneksi dengan kawasan terpadu lain yang telah dibangun di Bandung Barat. Pengembangan kawasan ini diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement