Senin 17 Aug 2015 09:05 WIB

Politikus Demokrat Yakin Krisis 1998 tak Terulang

Rep: C08/ Red: Ilham
Krisis Ekonomi (ilustrasi)
Foto: ©hangthebankers
Krisis Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi V DPR RI dari Partai Demokrat, Willem Wandik meyakini krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 lalu tak akan terulang saat ini. Padahal, nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar yang hampir menyentuh angka Rp 14 ribu.

Menurut Willem, untuk memulihkan situasi ekonomi nasional saat ini, Presiden Joko Widodo hanya perlu memperkuat fundamental ekonomi Indonesia yang sudah dibangun oleh Presiden SBY selama 10 tahun memerintah. "Pemerintah Jokowi  harus terus memperkuat fundamental perekonomian Indonesia yang telah dibangun selama 10 tahun oleh Presiden SBY,” kata Willem, melalui siaran pers yang diterima ROL, Senin (17/8).

Permasalahan resesi ekonomi tidak akan terjadi, semua itu dilihat beberapa indikator pada fundamental ekonomi Indonesia yang sangat jauh berbeda dengan fundamental perekonomian di Tahun 1997-1998.

Politikus asal Papua ini kemudian menjelaskan beberapa indikator yang menyebabkan terjadinya krisis ekonomi pada 1998 yang tidak terjadi pada masa sekarang. Salah satunya adalah nilai tukar rupiah yang terus anjlok dan nyaris menyentuh angka Rp 17 ribu.

Selain nilai tukar rupiah, kondisi pada 1998 tambah Willem diperparah dengan kekuatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang hanya berkisar antara 200 sampai 300 miliar USD. Situasi ini lah, kata Ketua Departemen Persaingan Usaha dan Perlindungan Konsumen DPP-Partai Demokrat ini yang membuat rakyat begitu marah pada 1998.

Bila dibandingkan dengan sekarang, Willem melihat meskipun nilai tukar rupiah hampir menyentuh Rp 14 ribu, akan tetapi kekuatan PDB Indonesia masih cukup kuat karena sudah banyak dibenahi oleh presiden-prsesiden yang menjabat pasca reformasi. Ia mengakui, penguatan PDB Indonesia terjadi dengan signifikan ketika 10 tahun pemerintahan SBY yang mana pada masa akhir jabatannya pada 2014 lalu, PDB Indonesia sebesar 888 Miliar USD.

“Makanya saat ini Presiden Jokowi hanya perlu mengevaluasi inflasi terhadap harga kebutuhan pokok dan mewujudkan belanja produktif yang diprogramkan dalam nawacita,” ujar Willem.

Sebagai anggota DPR, Willem juga meminta agar presiden segera mewujudkan janji-janji politiknya semasa kampanye untuk meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia. Sebab, hampir satu tahun pemerintahan Jokowi berjalan, Willem tidak melihat perkembangan yang berarti dalam pembangunan, terutama dalam sektor perekonomian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement