Ahad 16 Aug 2015 19:08 WIB

Bank Mandiri Sasar Segmen Mikro Di NTB

Rep: Muhammad Fauzi/ Red: Teguh Firmansyah
 Aktivitas perbankan di Bank Mandiri cabang Cikini, Jakarta, Selasa (21/7).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Aktivitas perbankan di Bank Mandiri cabang Cikini, Jakarta, Selasa (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM- Bank Mandiri mendorong segmen mikro di Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka menggerakkan sektor riil.

 

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengatakan NTB menjadi salah satu daerah yang menjadi fokus pengembangan unit mikro Bank Mandiri.

Banyak lahan usaha yang potensial untuk digarap dan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah.

“Usaha sapi, perkebunan jagung, rumput laut, produk mutiara air laut hingga kerajinan tenun menjadi lahan usaha potensial yang bisa digarap untuk meningkatkan pendapatan asli daerah,” ujar Budi saat mengunjungi nasabah debitur mikro di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Ahad (16/8).

 

Ia menuturkan, jumlah nasabah kredit mikro Bank Mandiri pada akhir Juni 2015 mencapai 18.665 ribu debitur.

Jumlah nilai pembiayaan sebesar Rp. 919 miliar, tumbuh 35 persen dari Juni 2014 Rp 680 miliar. Portofolio terbesar adalah sektor usaha perdagangan.

Menurut Budi, salah satu strategi utama mengembangkan segmen bisnis itu dengan memperkuat jaringan unit mikro ke wilayah-wilayah terpencil. Sebab, dengan semakin banyak outlet atau kantor mikro maka akan mudah menjangkau pelaku usaha.

Budi menuturkan, sampai paruh pertama 2015, jaringan mikro bisnis Mandiri di wilayah Nusa Tenggara Barat meliputi 26 Cabang Mikro, 15 Unit Gerai Mandiri Mitra Usaha, 4 Kios Mikro dan 1 MobilMU.

Sementara, hingga akhir tahun, jaringan tersebut bertambah 8 kantor mikro, yang terdiri atau 4 cabang mikro dan 4 unit gerai MMU. Kualitas aset mikro di NTB tercatat cukup baik pada kisaran di bawah 1 persen.

Dengan kondisi itu maka Mandiri optimis dapat mendorong pertumbuhan bisnis Mikro hingga 7-8 persen di NTB.

Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan mikro hingga Rp 39,8 triliun pada Juni 2015, atau tumbuh 33,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp29,7 triliun secara nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement