Jumat 07 Aug 2015 08:03 WIB

Pelaku Pasar tak Yakin Pertumbuhan Ekonomi Semester II akan Membaik

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja memantau layar pergerakan saham di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (3/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja memantau layar pergerakan saham di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan pemerintah terkait momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan meroket di semester kedua tidak terlalu ditanggapi positif oleh pelaku pasar. Hal ini seiring belum adanya kecukupan keyakinan pelaku pasar terhadap pernyataan tersebut.

Kembali longsornya laju rupiah seiring masih cenderung naiknya laju turut menambah sentimen negatif dari pelaku pasar. "Tampaknya sentimen dari rilis kinerja emiten sudah dilewatkan dan pelaku pasar kembali mencermati sentimen yang terbarukan (update)," ujar research analyst dari PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada, Kamis (6/8) malam.

Tidak ada yang berubah dari pandangannya terhadap pergerakan laju nilai tukar rupiah yang masih dalam zona merahnya. Belum adanya sentimen yang dapat menahan pelemahan nilai tukar rupiah membuat laju rupiah melemah kian tak terbendung.

Menguatnya harga-harga komoditas pun belum dapat membendung kenaikan laju dolar AS dan rupiah pun tentu terkena imbasnya. "Belum ada pandangan positif yang dapat kami sampaikan terkait dengan pergerakan laju rupiah yang kian melemah," ucapnya.

Pelaku pasar tetap harus antisipasi dan mewaspadai pelemahan lebih lanjut. Cermati setiap sentimen yang dirilis, yakni Rp 13.538- Rp13.520 (kurs tengah BI).

Dalam kesempatan itu, Reza mengatakan bahwa melemahnya laju bursa saham Asia berimbas negatif pada laju IHSG sehingga tidak dapat mengikuti momentum kenaikan di bursa saham AS dan Eropa sebelumnya. Pelaku pasar pun kembali memanfaatkan penguatan sebelumnya untuk kembali melakukan aksi jual.

"Bahkan harapan akan berlanjutnya kenaikan menjadi sirna dan IHSG pun berbalik melemah," kata dia.

Perkiraan akan adanya pelemahan dapat dilampaui IHSG sehingga memunculkan optimisme akan pergerakan positif. Jika kondisi bursa saham global dapat positif, maka laju IHSG pun akan dapat melanjutkan penguatannya. "Tentunya juga harus didukung dengan maraknya aksi beli dan rilis data-data ekonomi yang cukup positif," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement