REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (22/4/2025) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi. IHSG ditutup menguat 92,30 poin atau 1,43 persen ke posisi 6.538,27. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 8,52 poin atau 1,18 persen ke posisi 730,31.
"Pasar mengantisipasi rilis data S&P Global Manufacturing PMI Flash periode April 2025, yang diperkirakan turun ke level 49,4 dari level 50,2 di Maret 2025. Kondisi itu mengindikasikan bahwa aktivitas manufaktur di Amerika mengalami pelemahan dan berada pada zona kontraksi," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Dari kawasan Eropa, pasar mengantisipasi rilis data Manufacturing PMI Flash di Jerman, Euro Area, dan Inggris pada April 2025, diperkirakan turun dari level sebelumnya, yang menandakan bahwa aktivitas manufaktur di kawasan Eropa mengalami pelemahan.
Dari regional, pasar mengantisipasi rilis data Manufacturing PMI Flash bulan April 2025 di Jepang (23/4) yang diperkirakan turun ke level 47,8 dari level 48,4 di Maret 2025, yang menandakan bahwa aktivitas manufaktur di Jepang sedang melemah dan berada pada zona kontraksi.
Dari domestik, pasar menantikan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada hari Rabu (23/4) untuk mengetahui arah kebijakan moneter BI termasuk keputusan suku bunga acuan, yang diperkirakan akan kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor meningkat dimana sektor energi paling tinggi yaitu 3,27 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor transportasi & logistik yang naik masing-masing 3,12 persen dan 1,72 persen.
Sedangkan tiga sektor terkoreksi yaitu paling dalam sektor barang konsumen primer minus 1,20 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor kesehatan yang masing-masing minus 0,57 persen dan 0,12 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu NETV, CITY, INDY, DAAZ, dan IFSH. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni LPPF, FMII, CSRA, SNLK, dan JPFA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1085.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,40 miliar lembar saham senilai Rp 9,87 triliun. Sebanyak 396 saham naik, 228 saham menurun, dan 335 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 59,32 poin atau 0,17 persen ke 34.220,60, indeks Kuala Lumpur melemah 13,22 poin atau 0,88 persen ke 1.486,25, indeks Shanghai naik 8,33 poin atau 0,25 persen ke 3.299,76, dan indeks Strait Times menguat 36,19 poin atau 0,96 persen ke 3.795,41.