Kamis 21 May 2015 17:21 WIB

Rating S&P Meningkat, Perekonomian Indonesia Dianggap 'Tahan Banting'

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memberikan keterangan pers?terkait suku bunga acuan (BI Rate) di Jakarta, Selasa (17/2).
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memberikan keterangan pers?terkait suku bunga acuan (BI Rate) di Jakarta, Selasa (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Revisi outlook rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's dari Stable menjadi Positive Outlook dan sekaligus mengafirmasi rating pada BB+ dinilai sebagai bentuk pengakuan atas ekonomi Indonesia. "Outlook rating dari S&P tersebut merupakan pengakuan atas ketahanan perekonomian Indonesia sebagai hasil koordinasi kebijakan yang telah ditempuh oleh otoritas perekonomian, meskipun terdapat tekanan baik domestik maupun global," kata Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo.

Agus menuturkan, rating action S&P itu juga memperlihatkan peningkatan optimisme dunia internasional atas prospek kinerja ekonomi Indonesia. Menurutnya, perbaikan outlook S&P tersebut sesuai dengan prediksi. Namun target berikutnya adalah peningkatan rating hingga memperoleh predikat investment grade dari S&P. Saat ini, S&P adalah satu-satunya lembaga pemeringkat yang belum menempatkan Indonesia pada posisi investment grade.

Namun, perbaikan outlook tersebut juga mencerminkan kemungkinan Indonesia akan memperoleh peningkatan rating lagi dalam 12 bulan ke depan. Sebelumnya, dalam siaran pers-nya, sovereign analyst utama S&P untuk Indonesia, Kyran A. Curry, mengatakan bahwa faktor utama yang mendukung perubahan outlook adalah perbaikan kerangka (framework) kebijakan yang telah berhasil meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter dan sistem keuangan. Kebijakan yang lebih efektif dan terarah telah memperkuat sektor fiskal dan cadangan devisa, serta memperbaiki ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Secara lebih rinci, S&P menyatakan bahwa terdapat kemungkinan peningkatan rating Indonesia dalam 12 bulan ke depan, apabila target peningkatan kualitas pengeluaran pemerintah dapat dicapai, termasuk konsistensi penerapan kebijakan harga BBM sesuai harga pasar dan pengalokasian anggaran investasi pemerintah secara efisien.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement