Ahad 17 May 2015 16:17 WIB

OJK Edukasi TKI di Taipei dan Tokyo

Rep: c87/ Red: Satya Festiani
TKI, ilustrasi
Foto: Adi Lazuardi/Antara
TKI, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo dan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, melakukan Edukasi Keuangan terhadap 250 Tenaga  Kerja Indonesia (TKI) di Taipei, Ahad (17/5). Edukasi kauangan bertajuk Perencanaan Keuangan dan Kewirausahaan Bagi TKI tersebut juga akan digelar di Tokyo pada Ahad 24 Mei 2015.

Kepala Departemen Perlindungan Konsumen OJK Anto Prabowo mengatakan, rangkaian acara tersebut merupakan implementasi cetak biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) tahun 2015, khususnya Pilar Pertama yaitu Edukasi dan Kampanye Nasional Literasi Keuangan. Berdasarkan data dari Bank Indonesia tahun 2014, remitansi TKI yang bekerja di Taiwan sebesar 668.971.854 dolar AS atau setara Rp 8,5 triliun.

"Oleh karena itu, OJK memandang perlu terus mendorong peningkatan penggunaan transaksi non tunai dan perluasan akses keuangan dalam rangka penempatan dan perlindungan TKI, sehingga akan terciptanya migrasi keuangan yang baik," jelasnya dalam siaran pers.

Dengan adanya kegiatan edukasi ini, lanjutnya, diharapkan terwujudnya TKI yang terliterasi dengan baik atau well literate. Sehingga mendorong para TKI dalam mengelola penghasilan yang diterima selama bekerja di luar negeri. Pemahaman mengenai pengelolaan keuangan dan kewirausahaan tersebut dapat menjadi bekal bagi TKI sekembalinya ke Tanah Air.

Kegiatan edukasi tersebut juga bertujuan untuk memperkenalkan OJK, Lembaga Jasa Keuangan (LJK), serta produk dan jasa keuangan sesuai kebutuhan di bidang perbankan, perasuransian, lembaga pembiayaan, dana pensiun, pasar modal, dan pergadaian, seperti memanfaatkan jasa remitensi perbankan.

Kegiatan Edukasi Keuangan di Taipei dihadiri oleh Kepala Departemen Perlindungan Konsumen OJK, Anto Prabowo, Head of Remittance Business International  Division BNI, Hari Satriyono, dan General manager BNI Hong Kong,  Mucharom Hadi Prayitno. Sedangkan kegiatan edukasi di Tokyo akan dihadiri oleh Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Sri Rahayu Widodo, Kepala BNP2TKI Nusron Wahid dan General Manager BNI Tokyo Branch Afien Yuni Yahya.

Saat ini, ekonomi Taiwan bergerak di bidang industri jasa konstruksi, perbankan, industri elektronik, komputer serta semikonduktor yang sudah diakui kualitasnya di pasar internasional, perkapalan, jasa penerbangan dan transportasi. Data menunjukkan grafik jumlah penempatan Buruh Migran Indonesia (BMI) di Taiwan tahun 2010-2014 selalu bertambah dari 137.000 jiwa hingga 191.000 jiwa.

Sebagian besar TKI tersebut merupakan pelaut yang mengantongi uang sebanyak 19.273 dolar baru Taiwan, pekerja industri dengan 19.047 dolar baru Taiwan, dan pekerja di rumah tangga sebagai caretaker (perawat usia lanjut) sebesar 15.840 dolar baru Taiwan. Tingginya pendapatan yang diterima pekerja Indonesia di luar negeri dinilai masih menjadi magnet  bagi para TKI. Namun, hal tersebut menjadi problemtika, berdasarkan data dari BNP2TKI menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh TKI tidak dimanfaatkan dengan baik dan yang menjadi BMI di Taiwan merupakan pelaku yang sama.

Sejak tahun 2013, kegiatan edukasi bagi TKI telah diimplementasikan dengan target calon TKI di dalam negeri dan TKI  di luar negeri. Pada tahun 2015, OJK berkomitmen  mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan bagi TKI terkait perencanaan keuangan dan keterampilan berwirausaha.

Hal itu dilatarbelakangi animo TKI di tahun 2013 dan 2014 yang cukup tinggi serta fakta rendahnya tingkat literasi keuangan yang ditandai dengan kondisi ekonomi TKI yang belum membaik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement