REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan kegiatan edukasi keuangan bagi tokoh masyarakat dan komunitas pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM), di Hotel Maqma, Gorontalo, Sulawesi, pada 27 sampai 28 Juli. Sekitar 50 orang tampak berpartisipasi dalam acara itu.
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S Soetiono mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta mengenai manfaat serta risiko produk jasa keuangan, dan kewajiban sebagai konsumen keuangan. Ia berharap setelah pelatihan para peserta bisa menjadi penyuluh di komunitasnya.
"Nantinya para peserta diharapkan mampu menyadarkan masyarakat mengenai manfaat dan risiko produk dan jasa keuangan," ujar Tuti dalam sambutannya, di Gorontalo, Senin, (27/7). Ia yakin lewat kegiatan ini masyarakat akan lebih berhati-hati dalam memanfaatkan produk dan jasa keuangan.
Sebelumnya, berdasarkan hasil survei nasional tahun 2013, diketahui tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap keuangan hanya 21,84 persen dengan tingkat enklusi 59,74 persen. "Artinya, dari 100 orang Indonesia, hanya 21 orang yang mengerti keuangan," jelasnya.
Maka, dalam acara tersebut OJK pun memasukkan materi perencanaan keuangan dan simulasi pengelolaan uang sehari-hari. Tuti berharap, peserta nantinya dapat membuat rencana keuangan sendiri.
"Minimal membuat buku catatan pemasukan dan pengeluaran keuangan sehari-hari," tambahnya. Materi mengenai produk dan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat pun disajikan, bahkan dipresentasikan langsung oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) seperti PT BPD Sulutgo, serta PT Pegadaian.