Kamis 03 Dec 2015 09:34 WIB

OJK Lakukan Edukasi Keuangan Kepada Penyuluh TKI

Rep: Binti Sholikah/ Red: Winda Destiana Putri
OJK
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
OJK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan kegiatan Edukasi keuangan khusus berupa Training of Trainers (ToT) terhadap Penyuluh Tenaga  Kerja Indonesia (TKI) di Tangerang, Rabu (2/11).

Kegiatan tersebut mengusung tema bertajuk “Perencanaan Keuangan dan Pengenalan Produk/Jasa Keuangan”.

Pelaksanaan acara ini dilakukan bersama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), ILO, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB), PT Asuransi Central Asia, dan PT Pegadaian (Persero) Tbk yang dihadiri para penyuluh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) BNP2TKI.

Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan, Lasmaida S Gultom dan Direktur Penyiapan dan Pembengkalan dan Pemeberangkatan BNP2TKI, Wisantoro.

Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, Lasmaida S Gultom, mengatakan, ToT di Kota Tangerang merupakan kegiatan ToT ketujuh yang diselenggarakan oleh OJK pada tahun 2015.

Namun, ToT ini menjadi ToT pertama untuk para penyuluh TKI. Kegiatan ToT tersebut merupakan bagian dari program edukasi keuangan yang dilakukan oleh OJK untuk melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan mengenai pengenalan Industri Jasa Keuangan serta pemanfaatan produk dan jasa keuangan.

"Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan terwujudnya Penyuluh TKI yang 'well literate' sehingga dapat mengajarkan kembali CTKI di balai latihan kerja. Sehingga para TKI dapat memahami produk dan jasa keuangan agar mereka dapat memanfaatkan produk dan layanan keuangan yang tepat, baik untuk menabung, berinvestasi dan mengirim uang serta untuk mendorong agar para TKI memiliki kemampuan menyusun perencanaan keuangan yang lebih baik," jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu. 

Menurutnya, ketika sedang bekerja TKI memiliki uang, namun setelah kembali ke Indonesia kehidupannya tidak lebih baik dibanding sebelum mereka berangkat ke luar negeri.

Pelaksanaan kegiatan ToT bagi Penyuluh TKI bertujuan memberikan pemahaman mengenai latar belakang, tugas dan fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memberikan pemahaman mengenai konsep perencanaan keuangan, meningkatkan pengetahuan mengenai Lembaga Jasa keuangan beserta produk dan jasa keuangan khususnya produk mikro, dan memberikan multiplier effect edukasi keuangan melalui pengajaran kembali oleh penyuluh TKI di Balai Latihan Kerja (BLK).

Pemahaman literasi dan perencanaan keuangan bagi TKI dinilai sangat penting mengingat mayoritas mereka berusia produktif. Sehingga diharapkan setelah selesai bekerja sebagai TKI dan setelah kembali ke kampung halamannya tidak perlu terlalu resah memikirkan untuk kembali bekerja sebagai TKI. Melainkan memiliki orientasi untuk mengembangkan usaha dan berkarya untuk membangun kampung halamannya.

"Dari hasil pengamatan dan evaluasi pelaksanaan edukasi keuangan tersebut telah memberi hasil nyata berupa peningkatan pemahaman TKI, calon dan keluarga TKI mengenai produk dan jasa keuangan; tumbuhnya kesadaran dan pengetahuan TKI dan keluarganya tentang pengelolaan keuangan yang baik; dan peningkatan kemampuan TKI dan keluarganya dalam mempersiapkan catatan keuangan, penganggaran dan perencanaan keuangan," ungkapnya.

OJK menargetkan edukasi TKI sebanyak 3.500 orang, termasuk TKI, calon TKI dan keluarga TKI, hingga akhir tahun 2015. Jumlah tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan prosentasi kepulangan TKI yang ada. Sehingga, perlu adanya sinergitas antar lembaga terkait dalam rangka penyebaran informasi tentang pengelolaan keuangan terhadap TKI dan keluarganya.

Dari sisi inklusi keuangan, lokasi Perbankan dirasakan masih cukup jauh dari desa tempat tinggal para TKI dan keluarganya. Hal itu menyebabkan rendahnya minat para TKI dan keluarganya untuk menggunakan produk dan jasa keuangan tersebut. Keberadaaan program Laku Pandai yang baru saja diluncurkan OJK beberapa waktu yang lalu diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah akses keuangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement