REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mendorong agar para investor Jepang dapat berkomitmen untuk mengembangkan industri baja hilir di dalam negeri. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir investasi Jepang yang menonjol yakni di bidang otomotif.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, secara umum di sektor otomotif diharapkan agar investor Jepang dapat bermitra dengan investor lokal dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi ekspor. Hal ini untuk mendorong terjadinya transfer teknologi dan pengembangan industri di Tanah Air.
"Dengan adanya investasi di sektor hilir, maka diharapkan bahan baku bisa diproduksi di dalam negeri sehingga kita tidak perlu impor," ujar Saleh di Jakarta, Kamis (9/4).
Saleh mengatakan, salah satu perusahaan baja asal Jepang yang tengah mengembangkan pabrik baja adalah Nippon Steel and Sumitomo Metal melalui joint venture dengan Krakatau Steel. Pabrik tersebut rencananya akan didirikan di Cilegon dengan nilai investasi sekitar 300 juta dolar AS dan menyerap tenaga kerja sebanyak 280 orang.
Produksi utamanya yakni baja lembaran berupa annealed cold-rolled steel dan hot-dip galvanized steel untuk keperluan otomotif. Kapasitas produksi mencapai 480 ribu metrik ton per tahun, dan diperkirakan mulai berproduksi pada pertengahan 2017. Selain di industri baja, Saleh mengatakan Jepang juga tertarik untuk berinvestasi di sektor infrastruktur, listrik, dan maritim.
Saleh berharap perusahaan Jepang dapat menaruh minat dan menanamkan modalnya di 14 kawasan industri yang sedang dibangun di Indonesia. Pasalnya, Cina sudah menanamkan modalnya di Kawasan Industri Morowali dengan nilai investasi sebesar 36,9 miliar dolar AS.