REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta (ANTARA) - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menilai tarif Amerika Serikat terhadap produk baja dan aluminium sebesar 50 persen, yang mulai berlaku pada 4 Juni, tidak mempengaruhi kinerja ekspor perusahaan.
“Inalum itu yang ekspor langsung ke Amerika Serikat cuma 1.600 ton. Jadi, (tarif AS), nggak berpengaruh signifikan buat kami,” ucap Direktur Pengembangan Bisnis Inalum Melati Sarnita ketika ditemui di sela-sela Indonesia Critical Minerals Conference di Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Melati menjelaskan sebagian besar pasar ekspor Inalum adalah ke Asia Timur, khususnya Korea Selatan dan Jepang. Selain itu, Inalum juga mengekspor aluminium ke negara-negara Eropa, seperti Prancis dan Spanyol. Oleh karena itu, pasar Amerika Serikat tidak terlalu mempengaruhi kinerja ekspor Inalum.
Adapun yang menjadi kekhawatiran bagi Inalum adalah reaksi dari negara-negara lain yang terkena tarif dari Amerika Serikat. Apabila negara lain melakukan retaliasi atau tindakan balasan atas kebijakan tarif AS, Melati khawatir akan terjadi pergeseran pasar global.
“Yang kami tunggu sebenarnya bagaimana reaksi negara-negara lain, bukan mengkhawatirkan 1.600 ton tadi,” kata Melati.
Menurut Melati, akan ada persaingan yang lebih ketat di pasar global apabila negara-negara yang melakukan retaliasi mengalihkan ekspor mereka dari Amerika Serikat.
Persaingan aluminium di pasar global, menurut dia, akan menjadi lebih ketat bila hal tersebut terjadi.
Akan tetapi, ketika disinggung apakah China akan menjadi saingan berat Indonesia, Melati menyampaikan aluminium Indonesia dan China memiliki karakteristik yang berbeda.
“Kalau berhadapan dengan China sih, mungkin kami tidak terlalu khawatir karena beda pasar. Kemudian, kriteria aluminium hijau (ramah lingkungan), itu hal yang orang lain nggak bisa berkompetisi sama kita, karena produk kita punya keunikan,” ucapnya.
Presiden AS Donald Trump, pada Jumat (30/5/2025), mengumumkan kenaikan besar tarif impor baja dan aluminium, menggandakan tarif dari 25 persen menjadi 50 persen, yang ia jelaskan sebagai langkah untuk semakin melindungi industri dalam negeri Amerika.
“Pada 25 persen, mereka masih bisa ‘melompati pagar’. Tapi dengan 50 persen, mereka tidak bisa lagi melewati ‘pagar’ itu, jadi selamat untuk semuanya, dan untuk Anda, atas kesepakatan yang luar biasa ini,” kata Trump.