Sabtu 04 Apr 2015 17:57 WIB

Demi Swasembada Pangan, Mentan Kurangi Waktu Tidur

Rep: c84/ Red: Satya Festiani
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Menteri PU - Pera, Basuki Hadimoeljono (ketiga kiri) dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (keempat kiri) melihat proses panen padi dengan mesin panen (combine harvester) saat panen raya di desa Kedokangabus,
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Menteri PU - Pera, Basuki Hadimoeljono (ketiga kiri) dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (keempat kiri) melihat proses panen padi dengan mesin panen (combine harvester) saat panen raya di desa Kedokangabus,

REPUBLIKA.CO.ID, JENEPONTO -- Demi mewujudkan program swasembada pangan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman bahkan rela jika waktu istirahatnya berkurang dari biasanya.

"Saya tidur hanya 2 atau 3 jam, jangankan tidur nyawa pun saya serahkan demi pertanian di indonesia," ujarnya dalam Panen Raya Jagung NK 212 di Desa Mangepong, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu (4/3).

Ia mengharapkan adanya dukungan dari masyarakat Indonesia dalam merealisasikan tergetnya tersebut. Salah satunya dengan melakukan gerakan tanam culik. Amran berkeinginan para petani langsung menanam padi setelah panen.

"Jangan biarkan tanah tidur. Kalau tanah tidur, maka petani juga tidur. Kalau petani tidur, traktornya juga ikut tidur," lanjut Amran.

Hal ini ia katakan demi terjadinya peningkatan produksi pasca panen. Ia juga menyinggung disparitas terlampau tinggi yang mengakibatkan para petani tidak menikmati harga tersebut. Ia mengaku, untuk mewujudkan swasembada pangan memang tidak mudah, namun ia yakin jika hal ini mampu tercapai apabila ada kerjasama yang apik oleh segala elemen yang terkait.

"Sekali berlayar, yang pulang hanya nama atau keberhasilan, tidak ada yang sedang-sedang."

Terkait swasembada jagung. Ia mengatakan optimis hal tersebut akan terpenuhi jika ada kenaikan produksi jagung sebesar 1 juta Ha di Sulsel dan 2 juta ton di Jawa Timur. Ia mengatakan target produksi jagung tahun ini sebesar 73 juta ton, atau meningkat tiga juta ton dari tahun lalu.

Untuk itu, ia memerintahkan kepada stafnya agar turun ke lapangan demi menggapai swasembada pangan.

"Swasembada ada di lapangan bukan di Jakarta. Seluruh staf Kementan kami sebar di seluruh kabupaten di Indonesia," tegasnya.

Ia berharap hal ini akan membuahkan hasil yang baik. Amran juga menambahkan terus berupaya memperbaiki faktor-faktor kunci yang terkait dengan produksi pertanian seperti masalah irigasi, benih, pupuk, alat mesin pertanian, dan penyuluhnya. Ia menambahkan, sejumlah hasil positif berhasil dicapainya seperti adanya penambahan luas tanam sebesar 640 ribu ha tahun ini atau menjadi yang terbesar sepanjang 10 terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement