Selasa 13 May 2025 13:17 WIB

Jawa Barat Pimpin Serapan Beras Nasional Hingga Mei 2025

Capaian historis Jawa Barat dalam penyerapan beras nasional jadi sorotan pemerintah p

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Foto udara petani menjemur padi saat panen raya di Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ahad (27/4/2025). Perum Bulog Wilayah Jawa Barat mencatat realisasi serapan gabah dan beras dari petani hingga Maret 2025 telah mencapai 103 persen atau 128.513 ton dari target yang ditetapkan sebanyak 124.027 ton.
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Foto udara petani menjemur padi saat panen raya di Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ahad (27/4/2025). Perum Bulog Wilayah Jawa Barat mencatat realisasi serapan gabah dan beras dari petani hingga Maret 2025 telah mencapai 103 persen atau 128.513 ton dari target yang ditetapkan sebanyak 124.027 ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Provinsi Jawa Barat menjadi kontributor terbesar dalam penyerapan beras nasional. Hingga awal Mei 2025, total serapan yang dilakukan Perum Bulog di Jabar mencapai 352.680 ton. Itu merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah penyerapan di wilayah Bulog Jabar.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebut capaian tersebut sebagai bukti lompatan besar dari hasil kebijakan percepatan produksi yang didorong sejak awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia terlebih dahulu menyinggung statistik secara keseluruhan. Serapan beras nasional telah menembus 2 juta ton hingga awal bulan ini.

Baca Juga

Fakta tersebut menjadikannya sebagai angka penyerapan tertinggi dalam kurun 57 tahun terakhir. Amran menegaskan, hal itu merupakan lompatan eksponensial yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selanjutnya, secara khusus Mentan menyinggung situasi di Jabar.

"Ini tidak hanya soal angka, tapi tentang keberhasilan kita melindungi petani saat panen raya. Apalagi dengan rekor serapan tertinggi dari Jawa Barat, saya ucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Bulog di lapangan,” kata tokoh asal Sulawesi Selatan itu, dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Selasa (13/5/2025).

Kementerian Pertanian (Kementan), lanjut Amran, sejak akhir 2023 telah mendorong langkah-langkah konkret untuk meningkatkan produktivitas petani. Hal ini mencakup peningkatan pupuk subsidi, penguatan alat mesin pertanian (alsintan), dan mekanisasi. Tak ketinggalan, dukungan teknologi di sentra-sentra produksi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement