Ahad 29 Mar 2015 22:06 WIB

Konsolidasi Bank Tak Cukup Dengan Ganti Direksi

Petugas menghitung mata uang dollar Amerika, di Kantor Bank BRI, Jakarta, Kamis (3/7).(Republika/Adhi Wicaksono).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Petugas menghitung mata uang dollar Amerika, di Kantor Bank BRI, Jakarta, Kamis (3/7).(Republika/Adhi Wicaksono).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty mengatakan kebijakan konsolidasi bank BUMN tidak cukup dengan sekadar menukar atau merotasi direksi di dalamnya, namun harus diikuti dengan langkah-langkah strategis lanjutan.

"Banyak faktor yang dipertimbangkan dalam melaksanakan konsolidasi perbankan, tidak sekadar menukar atau merotasi direksi BUMN," kata Aulia saat dihubungi wartawan di Jakarta, terkait upaya pemerintah selaku pemegang saham melakukan rotasi sejumlah direksi bank BUMN.

Menurut Aulia, sebagai tahap awal untuk konsolidasi perbankan, rotasi direksi BUMN memang dibutuhkan, tetapi harus segera diikuti dengan langkah-langkah lanjutan yang strategis mengingat masing-masing bank tersebut memiliki ego yang sulit untuk dihilangkan.

Aulia mengatakan dibutuhkan direksi yang sanggup melakukan restrukturisasi sampai ke akar-akar guna menghilangkan ego sektoral antarbank BUMN. Hal itu akan sulit untuk dilaksanakan karena akan menghadapi kekhawatiran-kekhawatiran dari karyawan bank BUMN tersebut.

"Kekhawatiran mengenai renumerasi dan posisi menjadi salah satu faktor yang harus diperhitungkan untuk melakukan konsolidasi perbankan," ujar dia.

Kemudian juga yang harus diingat Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN masing-masing memiliki segmen yang berbeda yakni ada yang ke arah korporat, ritel, perumahan dan UMKM. "Semua itu harus dipetakan terlebih dahulu sebelum melakukan konsolidasi," kata Aulia.

Ia mengatakan dibutuhkan rencana matang baik strategis maupun aksi konkret untuk mewujudkan ke arah terwujudnya bank BUMN yang kuat dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham, apalagi kalau arahnya dalam rangka mewujudkan integrasi perbankan 2020.

Aulia mengusulkan untuk menempatkan direksi dari luar BUMN, terutama bankir yang pernah bekerja di bank-bank swasta asing karena mereka akan lebih mampu menembus batas-batas yang diciptakan di masing-masing BUMN tersebut.

"Saya khawatir kalau masih menempatkan direksi dari kalangan BUMN, mereka masih terbawa dengan sistem birokrasi, beda dengan orang luar yang sudah memiliki pengalaman dan wawasan global," ujar Aulia.

Aulia mengatakan perlu pemahaman kepada manajemen direksi bank BUMN bahwa mereka membutuhkan modal lebih besar untuk menghadapi era perdagangan bebas dan salah satu upayanya ke arah tersebut adalah dengan melakukan konsolidasi perbankan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement