REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin (24/2/2025) kemarin. Lembaga ini ditargetkan menjadi salah satu sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia, dengan proyeksi pengelolaan aset mencapai lebih dari 900 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14.611 triliun.
Menjelang peluncuran Danantara, muncul kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama di media sosial, terkait kemungkinan penyalahgunaan dana seperti yang terjadi dalam kasus 1MDB di Malaysia. Beberapa pengguna media sosial bahkan menyerukan untuk memindahkan tabungan dari rekening bank milik negara yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Menanggapi isu tersebut, Bank Mandiri menegaskan bahwa kondisi keuangan dan fundamental bisnisnya tetap solid. Dalam pernyataan resminya, Bank Mandiri memastikan bahwa dana nasabah dalam keadaan aman dan tidak terpengaruh oleh pembentukan BPI Danantara.
"Bank Mandiri senantiasa menjalankan operasional bisnis berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang diawasi ketat oleh regulator seperti Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri, M Ashidiq Iswara kepada Republika, Selasa (25/2/2025) .
Sebagai bukti ketahanan keuangan, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang stabil sepanjang 2024, mencapai Rp 1.327 triliun, dengan peningkatan porsi dana murah atau CASA sebesar 80,3 persen. Pada Januari 2025, tren pertumbuhan DPK tetap menunjukkan kenaikan dua digit secara tahunan.
Likuiditas Bank Mandiri juga berada dalam kondisi optimal dengan Loan to Funding Ratio (LFR) sebesar 82,9 persen dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 141 persen, yang mencerminkan ketahanan bank dalam menghadapi dinamika pasar. Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) terus membaik, dengan NPL gross turun menjadi 0,97 persen pada akhir 2024.
Dalam hal penyaluran kredit, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan sebesar 20,7 persen secara tahunan, dengan total kredit mencapai Rp 1.310,8 triliun. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) turut mendapatkan perhatian dengan pertumbuhan kredit sebesar 6 persen menjadi Rp 135 triliun.
Sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, total aset konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp 2.427 triliun pada akhir 2024, tumbuh 11,6 persen secara tahunan.
"Dengan pencapaian ini, kami berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas dan kepercayaan nasabah, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan," tutup Ashidiq.
Bank Mandiri mengimbau nasabah untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Informasi resmi terkait Bank Mandiri dapat diakses melalui kanal komunikasi resmi perusahaan.