Kamis 22 Jan 2015 17:22 WIB

Penyaluran Kredit Sektor Pariwisata di Bali Capai 56 Triliun

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Pariwisata Bali (ilustrasi)
Foto: antara
Pariwisata Bali (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sektor pariwisata, hotel, dan restoran (PHR) di Bali berperan mendorong pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata. Hal itu tecermin dari penyaluran kredit perbankan yang didominasi sektor tersebut.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Dewi Setyowati mengatakan total penyaluran kredit ke sektor PHR di Bali sudah mencapai Rp 56,1 triliun dengan nilai kredit Rp 22,9 triliun hingga November 2014. Pertumbuhan kredit investasi di bidang PHR mencapai 65,73 persen year on year (yoy) dengan nilai pertumbuhan Rp 27,8 miliar.

"Pada November 2014, share kredit PHR sekitar 40,9 persen dari total realisasi penyaluran kredit di Bali, disusul sektor keuangan (6,9 persen), dan jasa (4,1 persen)," kata Dewi di Denpasar, Rabu (22/1).

Sektor PHR masih bertumbuh 19,6 persen yoy atau 1,44 persen month to month (mtm). Daerah pusat pariwisata seperti Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan masih menarik debitur untuk menjadikan keempat wilayah tersebut sebagai lokasi investasi dan penggunaan kredit sektor ini.

Berdasarkan lokasi proyek per November 2014, share penyaluran kredit di Denpasar tercatat 31,9 persen. Berikutnya, Badung (22 persen), Gianyar (8,7 persen), dan Tabanan (7,9 persen). Penyaluran kredit memang masih terkonsentrasi di daerah pusat pariwisata yang infrastrukturnya memadai. Tingkat konsumsinya relatif tinggi dibandingkan daerah lainnya.

Dewi menilai iklim investasi yang lebih menarik harus diarahkan ke kabupaten selain Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan membangun dan menyiapkan infrastruktur serta sarana pendukung. Insentif menarik untuk investor juga diperlukan supaya mereka mau menanamkan modalnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Panusunan Siregar mengatakan pada periode Januari–November 2014, secara kumulatif wisman yang datang ke Bali sebanyak 3.419.268 orang. Mereka terbanyak didominasi wisman asal Australia (26,18 persen), Cina (15,77 persen), Malaysia (5,79 persen), Jepang (5,72 persen), dan Singapura (4,56 persen).

"Kedatangan wisman ini kemudian mendorong pertumbuhan tingkat hunian hotel berbintang rata-rata 61,36 persen dan nonbintang 29,45 persen pada November 2014," kata Panusunan terpisah.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di Bali adalah 3,23 hari, sedangkan nonbintang 2,90 hari. Mereka paling banyak menginap di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement