Selasa 30 Dec 2014 14:13 WIB

Bank Regional Jepang Hadapi Tes Suku Bunga Ultra Rendah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
The headquarters of Bank of Japan in Tokyo, Japan (file photo)
Foto: en.wikipedia.org
The headquarters of Bank of Japan in Tokyo, Japan (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Regulator Keuangan Jepang tengah melakukan tes  terhadap bank-bank regional untuk melihat pengaruh jika suku bunga tetap ditekan rendah oleh Bank Sentral Jepang (BOJ).

Regulator Keuangan tengah memerhatikan surat utang Pemerintah Jepang dengan tenor 10 tahun dan memiliki yield rendah sekitar 0,3 persen.

Para investor regional merasakan adanya penurunan dan perbedaan besar atas mereka bayarkan untuk deposit dengan apa yang mereka dapatkan, demikian dilansir Thompson Reuters, Selasa (30/12).

Tindakan regulator ini menjadi salah satu bagian dari program ekonomi Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, untuk melawan deflasi dengan bantuan bank sentral. Dengan menyuntikkan stimulus moneter ke dalam sistem ekonomi oleh bank sentral, tingkat suku bunga akan berada di level yang rendah untuk waktu lama.

Jepang memiliki lebih dari 100 bank regional. Permintaan pinjaman ke bank-bank regional Jepang tercatat turun 10 persen dalam dua dekade terakhir.

Para debitur biasanya meminjam untuk mengembangkan usaha kecil mereka. Tapi permintaan pinjaman makin turun dengan berubahnya populasi penduduk Jepang. Untuk menarik masyarakat, bank-bank regional makin menurunkan suku bunga mereka.

Selama setahun ini, Regulator Keuangan telah meminta bank-bank regional untuk mencari debitur ke luar negeri. Padahal, belum jelas kapan kebijakan suku bunga rendah ini akan dicabut.

Bank regional terbesar ke dua milik Jepang, Bank of Yokohama, bulan lalu menyampaikan mereka tengah mempertimbangkan proses merger dengan Higashi-Nippon Bank Ltd. Konsolidasi perbankan diproyeksi lebih menguntungkan bank-bank Jepang untuk kondisi saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement