Ahad 14 Dec 2014 14:16 WIB

JIC Berpotensi Jadi Tujuan Wisata Syariah Nasional, Asal..

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Jakarta Islamic Center Mosque (JIC) in North Jakarta (file photo)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Jakarta Islamic Center Mosque (JIC) in North Jakarta (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jakarta Islamic Center (JIC) berpotensi menjadi tujuan wisata syariah nasional. Selain inovasi untuk meragamkan kegiatan, kemudahan akses dan kerja sama JIC dengan berbagai pihak bisa membuat potensi itu menjadi nyata.

Ketua Asosiasi Hotel dan Restoran Syariah Indonesia (AHSIN), Riyanto Sofyan mengatakan pada 2013, Indonesia masih di peringkat empat setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand dalam perkembangan wisata syariah. Salah satu sebabnya karena infrastruktur ketiga negara itu lebih bagus.

Begitu pun jumlah wisatawan Muslim yang datang, Indonesia masih di urutan ke empat dengan 1,7 juta orang di bawah Malaysia 6 juta orang, Thailand 4,4 juta orang dan Singapura 3,9 juta orang.

Pangsa pasar wisata syariah juga dikuasai Malaysia hingga 25 persen. Salah andalan wisata syariah Malaysia adalah Masjid Putra Jaya. Riyanto mengungkapkan JIC berpotensi untuk melebihi itu jika kualitas fasilitas ditingkatkan dan dilengkapi fasilitas rekreasi.

Jika mau JIC jadi pusat wisata syariah, yang pertama harus dimudahkan adalah akses. SDM pengelola juga harus fokus pada produk dan pelayanan dan memastikan mendapat sertifikat halal sebagai jaminan.

''JIC harus juga punya inovasi yang jadi daya tarik. Tidak hanya kebutuhan menginap saja, tapi sesuatu yang lebih sehingga berkesan dan jadi bahan promosi,'' kata Riyanto.

Ia menyebut beberapa negara kawasan Asia Pasifik seperti Thailand dan Australia yang pemerintahnya memberi dukungan besar pada perkembangan wisata syariah meski jumlah Muslim di sana hanya sedikit.

''Di Gold Coast Australia, pemerintah mendorong agar pusat rekreasi memiliki mushala dan restoran halal. Thailand juga membangun Halal Science Center di Universitas Chulalongkorn,'' ungkap Riyanto akhir pekan lalu.

Di Indonesia, baru ada 25 hotel syariah, 300 restoran berserfikat halal, satu agen perjalanan syariah dan tiga spa syariah. Menurut Riyanto, kunci pengembangan pariwisata syariah Indonesia adalah pada pemahaman atas kelebihan dan kekurangan.

Peningkatan mutu, standardisasi, kemudahan visa, pengembangan SDM, sosialisasi dan promosi yang diterapkan akan ikut mendorong peningkatan industri pariwisata syariah nasional.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement