Rabu 26 Nov 2014 12:58 WIB

Kenaikan BBM, Investor Sudah Antisipasi Beli Saham dan SUN

Rep: C75/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pengamat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Agus Susanto Benzaenuri mengatakan terkait dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah muncul sejak pergantian pemerintahan. Sehingga, investor telah mengantisipasi kalkulasi imbal hasil, biaya dan lainnya dalam investasi ke Indonesia.

"Salah satu yang diapresiasi bahwa pemerintah yakin dan menaikkan BBM, sehingga menciptakan kepercayaan dimata investor," ujarnya kepada Republika, Rabu (26/11).

Menurutnya, investor sudah mengantisipasi sebelum kenaikan harga BBM. Selain itu, Bank Indonesia pun sudah mengantisipasi dengan menaikkan BI rate. "Tujuan BI ini untuk kontrol inflasi, dan menjaga kestabilam nilai tukar," katanya.

Ia menuturkan jika BI rate naik memiliki sisi positif dimana investor asing tetap akan masuk ke Indonesia. Pasalnya, imbal hasil cenderung lebih tinggi.

Serta, surat utang negara (SUN) mempunyai imbal hasil lebih dibandingkan negara seperti China atau Jepang. Termasuk, harga saham naik karena yield diharapkan naik.

Namun, Agus mengatakan sisi negatif atas kebijakan BI tersebut yaitu bunga kredit akan naik. Sehingga, pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek akan tertahan satu tahun. 

"BBM naik maka diharapkan dengan ruang fiskal yang ada, sektor infrastruktur yang langsung ke sektor riil dan distribusi, diharapkan akan menjadi perhatian lebih oleh pemerintah," katanya.

Misalnya, menurutnya, pembangunan infrastruktur itu akan menciptakan industri padat karya sehingga diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun, ia mengatakan dampaknya tidak serta merta karena butuh waktu. "Secara jangka panjang multiplier efek pemangkasan BBM ini justru lebih baik," ungkapnya.

Sejak Januari 2014 hingga Selasa (25/11), pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 19,76 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement