REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi listrik Indonesia perkapita masih terendah ketimbang negara tetangga. Kondisi tersebut juga tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan listrik dalam negeri.
"Masih jauh dibanding negara lain. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun menggerakkan industri juga tidak cukup," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago di Ritz Carlton Jakarta, Selasa (25/11).
Dikatakan lebih lanjut, di sektor energi sudah dilakukan evaluasi. Persoalan yang cukup serius adalah soal perizinan. "Rencana-rencana pembangunan listrik banyak terkendala karena perizinan yang berbelit, diundur-undur panjang," katanya.
Karena itu, Presiden, harus serius menyikapi ini dengan cara mengumpulkan stakeholders terkait.
"Soal pendelegasian, kesalahpahaman, ketidakjelasan atau multitafsir perundangan, kewenangan direksi, hubungan gubernur dan bupati serta masalah-masalah pemerintah lainnya harus diperbaiki," katanya.
Dia menambahkan, adapun pemerintah akan mempercepat realisasi program tambang tidak hanya sumber energi tetapi juga diikuti pembangunan kawasan-kawasan industri baru.
"Sudah dicanangkan juga kawasan-kawasan industri baru dan yang akan dibangun diutamakan tidak jauh dari pembangunan listrik dan tambang," tambahnya.
Pembangunan kawasan industri ditambahkan dia, menjadi prioritas dikarenakan ekonomi industri memberikan ketahanan yang berbasis nilai tambah.
"Indonesia harus mengejar kembali sektor industri yang semakin tahun semakin kecil kontribusinya terhadap Product Domestic Bruto (PDB)," kata dia.