REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Pusat Statistik mencatat kenaikan harga gas elpiji serta tarif tenaga listrik menjadi salah satu penyumbang laju inflasi nasional pada September. Nilainya sebesar 0,27 persen.
"Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menjadi penyumbang inflasi, karena adanya kenaikan harga elpiji dan listrik," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin dalam pemaparan di Jakarta, Rabu (1/10).
Suryamin menjelaskan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang inflasi sebesar 0,77 persen pada September 2014. Namun, kenaikan harga elpiji dan listrik ini berdampak juga pada kenaikan harga dan inflasi pada kelompok bahan makanan jadi.
Menurut Suryamin, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada September 2014 ikut menyumbang inflasi sebesar 0,51 persen. Selain itu, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga ikut memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,68 persen, karena ada kenaikan biaya pendidikan pada tahun ajaran baru.
Kelompok kesehatan juga memberikan sumbangan inflasi kecil pada September 2014 yaitu hanya mencapai 0,29 persen. Namun, harga bahan makanan, harga emas internasional serta tarif angkutan udara relatif turun pada September 2014, sehingga mampu menekan laju inflasi tinggi dan menyumbang deflasi.
"Harga bawang merah, ikan dan daging turun, karena suplainya bagus. Selain itu, harga emas inernasional juga turun. Dan tarif angkutan udara turun karena permintaan tidak terlalu banyak," kata Suryamin.