Sabtu 30 Aug 2014 17:00 WIB

Memasuki 2015, Ekonomi Dianggap Serbasulit

Antrean BBM di SPBU (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Antrean BBM di SPBU (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wamen Keuangan, Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, perekonomian dunia memasuki 2015 serbasulit dan tidak menentu. Sehingga Indonesia harus lebih berhati-hati kalau tidak ingin kembali seperti sebelumnya.

"Untuk itu, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla harus diingatkan mengenai kedaan situasi perekonomian dunia seperti ini," katanya di Solo, Sabtu (30/8).

Menurut Bambang, situasi itu antara lain disebabkan adanya kebijakan perubahan mengenai perekonomian di AS.

"Kalau kita tidak hati-hati, bukannya tidak mungkin akan terjadi krisis ekonomi seperti yang terjadi beberapa tahun lalu," katanya.

Untuk menghadapi persoalan tersebut, kata dia, juga perlu adanya birokrasi yang tangguh. "Birokrasi yang ada perlu diperbaiki dan adanya perlindungan hukum yang jelas," katanya.

Menyinggung soal kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), Bambang mengatakan, "Sebaiknya pada September 2014 harga komoditas ini dinaikkan. Subsidi yang diberikan untuk BBM cukup tinggi, yaitu mencapai Rp 300 triliun dan ini lebih tinggi untuk anggaran membayar gaji pegawai."

"Kemarin dengan danya pengurangan pengiriman BBM di SPBU kelihatan banyak yang mengantre, seperti itu yang kejadian di lapangan. Indonesia itu merupakan negara pengimpor BBM yang tinggi maka rasanya juga kurang pas kalau memberikan subsidi yang tinggi seperti itu," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement