REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena pasar mengantisipasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih awal dari yang diperkirakan menyusul kenaikan inflasi.
Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk semua konsumen perkotaan meningkat 0,4 persen pada Mei disesuaikan secara musiman, kenaikan terbesar sejak Februari 2013, berkat kenaikan harga pangan dan energi, kata Departemen Tenaga Kerja. Angka tersebut melampaui perkiraan ekonom untuk kenaikan 0,2 persen.
Sementara yang disebut CPI inti, tidak termasuk komponen-komponen makanan dan energi, naik 0,3 persen pada Mei dari bulan sebelumnya, juga melebihi konsensus pasar untuk kenaikan 0,2 persen.
Para analis memperkirakan bahwa kenaikan inflasi baru-baru ini, akan menjaga Fed di lapangan untuk terus mengurangi program pembelian obligasi bulanannya menjadi 35 miliar dolar AS di akhir pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu.
Investor sedang memikirkan apakah bank sentral AS akan mengirimkan lebih banyak sinyal tentang kapan pihaknya kemungkinan akan mulai menaikkan tingkat suku bunga dana federal (fedfunds), setelah mengakhiri pertemuan pengaturan kebijakan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro melemah menjadi 1,3543 dolar dari 1,3570 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,6955 dolar dari 1,6979 dolar. Dolar Australia merosot menjadi 0,9336 dolar dari 0,9395 dolar.
Dolar dibeli 102,16 yen Jepang, lebih tinggi dari 101,83 yen pada sesi sebelumnya. Dolar naik ke 0,8998 franc Swiss dari 0,8974 franc Swiss, dan bergerak naik menjadi 1,0867 dolar Kanada dari 1,0853 dolar Kanada.