Senin 26 May 2014 01:50 WIB

Banyak Sawah di Sumatra Berubah Jadi Kebun Sawit

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Citra Listya Rini
Petani menanam bibit di sawah. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Yusran Uccang
Petani menanam bibit di sawah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyusutan lahan sawah masih terus terjadi. Kementerian Pertanian mencatat jumlah lahan yang hilang setiap tahunnya mencapai 220 ribu hekatare (ha). Kondisi ini terjadi merata di seluruh Tanah Air. 

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan sawah salah satunya beralih fungsi menjadi perkebunan sawit, seperti yang terjadi di Sumatera Utara. Dampaknya, beras untuk kebutuhan masyarakat didatangkan dari propinsi lain.

"Tapi masih saja pemerintah daerah bilang daerahnya surplus," kata Sutarto akhir pekan lalu. Pun, ia juga mengkhawatirkan daerah Lebak, sebagai salah satu produsen beras nasional.

Kondisi iklim dan bencana alam seperti banjir membuat produksi beras terganggu. Selain itu, Sutarto meminta pemerintah daerah jeli melihat kebutuhan masyarakat. Untuk daerah Papua misalnya, bahan pangan pokok bisa saja diganti dengan sagu. Singkong juga merupakan pangan pokok alternatif pengganti beras. 

 

Ketersediaan pangan lokal bisa mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras. Hal ini akan membantu menekan angka impor beras jika sewaktu-waktu diperlukan. "Coba betul-betul dibicarakan dengan pemda, apakah betul-betul masyarakat Papua perlu beras," kata Sutarto. 

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement