Jumat 14 Feb 2014 18:01 WIB

Padi Puso Dinilai Tak Pengaruhi Ketahanan Pangan

Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus Budi Santoso mengatakan banyaknya tanaman padi yang puso akibat tergenang banjir belum mengganggu ketahanan pangan di daerah ini.

"Berdasarkan pendataan kami, luas areal lahan yang puso mencapai 5.700 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan di Kudus," ujarnya, di Kudus, Jumat.

Dari luas areal tersebut, kata dia, potensi produksi padi yang hilang akibat diperkirakan 30.780 ton gabah kering giling (GKG).

Sementara target luas tanam areal lahan tanaman padi selama setahun mencapai 28.000 hektare dengan potensi produksi padi sebanyak 142.000 ton GKG yang tersebar di sembilan kecamatan.

Kesembilan kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Undaan, Jati, Jekulo, Mejobo, Bae, Dawe, Gebog, Kaliwungu, dan Kota.

"Jika dikurangi dengan lahan yang puso, maka tingkat produksi padinya berkurang menjadi 120.420 ton GKG," ujarnya.

Dengan jumlah tersebut, kata dia, stok pangan di Kabupaten Kudus masih cukup aman dan tidak terlalu terpengaruh dengan areal tanaman padi yang puso.

Sementara kebutuhan ideal untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dalam setahun, katanya, sekitar 69.000 ton, sedangkan dari tingkat produksi 120.420 GKG bisa dikonversi menjadi 83.625 ton beras.

"Artinya, jumlah beras yang dihasilkan selama setahun cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Kudus," ujarnya.

Terkait dengan lahan tanaman padi yang puso, katanya, akan dibantu benih tanaman padi dan pupuk oleh Pemerintah Pusat.

Dalam waktu dekat, katanya, bantuan bibit tersebut sudah bisa dicairkan sehingga bisa segera didistribusikan kepada petani untuk ditanam pada musim tanam kedua yang dimulai April 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement