Jumat 06 Dec 2013 10:11 WIB

Spekulasi Pengurangan Stimulus Keuangan AS Dorong IHSG ke Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (6/12) kembali bergerak melemah menjadi 4.195,84 setelah muncul proyeksi pasar bahwa pengurangan stimulus keuangan (tapering off) the Fed akan dipercepat. IHSG BEI dibuka turun 20,05 poin atau 0,50 persen menjadi 4.195,84. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 6,34 poin (0,91 persen) ke posisi 692,61.

"Bursa global kembali melanjutkan koreksinya, termasuk IHSG BEI seiring dengan spekulasi pasar terkait tapering off the Fed yang kemungkinan terjadi lebih cepat menyusul data ekonomi AS yang membaik," kata analis Samuel Sekuritas, Yualdo Yudoprawiro di Jakarta, Jumat (6/12).

Ia mengemukakan bahwa produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal ketiga 2013 tumbuh 3,6 persen dibanding kuartal sebelumnya, melebihi estimasi pasar dan klaim pengangguran AS mengalami penurunan yang lebih baik. Meski demikian, ia mengatakan bahwa IHSG berpotensi menguat setelah melemah selama tiga hari berturut-turut dan diharapkan dengan penguatan nilai tukar rupiah membawa imbas positif bagi saham-saham domestik. "Diperkirakan indeks BEI bergerak di kisaran 4.160-4.270," kata Yualdo.

Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah menambahkan bahwa dalam laporan survey bisnis Beige Book di AS, aktivitas manufaktur AS terus berkembang, belanja konsumen juga mengalami peningkatan, kondisi itu memberikan petunjuk di tengah perdebatan kapan akan dimulainya pengurangan stimulus AS. Menurut dia, semakin membaiknya situasi ekonomi AS maka dikhawatirkan pengurangan stimulus bisa datang lebih awal.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 80,17 poin (0,34 persen) ke posisi 23.632,40, indeks Nikkei-225 naik 30,99 poin (0,21 persen) ke posisi 15.208,13 dan Straits Times melemah 12,15 poin (0,39 persen) ke posisi 3.112,23.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement